Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak Masuk SMP Negeri karena Terlalu "Tua", Remaja Putri Ancam Bunuh Diri

Kompas.com - 10/07/2019, 22:11 WIB
Hadi Maulana,
Khairina

Tim Redaksi

KARIMUN, KOMPAS.com - Aturan pembatasan usia masuk sekolah yang diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berdampak buruk bagi calon siswa di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Tidak diterima di salah satu SMP dikarenakan usiannya yang dianggap sudah lewat, Mn, remaja putri di Kabupaten Karimun mengancam untuk bunuh diri.

Menurut pengakuan Isfadilla, sang ayah, Mn uring-uringan dan sering menangis ketika tahu dirinya ditolak masuk SMP Negeri tidak jauh dari rumahnya di Kelurahan Kapling, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun.

Baca juga: Tak Mau Sekolah, Bocah 8 Tahun Ancam Bunuh Diri dari Lantai 33

Tidak saja uring-uringan, Mn sering mengancam minggat dan ingin bunuh diri.

"Dia sering menangis, mau minggat dari rumah dan bunuh diri. Bilangnya memang tidak langsung, dia bilang kalau tidak sekolah lebih baik ikut mamak (ibu) aja ke dalam kubur. Ibunya (istri) sudah meninggal," kata Isfadilla yang dihubungi melalui telepon, Rabu (10/7/2019).

Diceritakan Isfadilla, putri ketiganya itu ditolak SMP Negeri setempat karena terbentur aturan batasan usia penerimaan.

Dalam Permendikbud nomor 14 tahun 2018, diatur syarat usia masuk SMP adalah maksimal berusia 15 tahun terhitung 1 Juli 2019. Panitia PPDB SMP yang dituju mengacu pada aturan tersebut.

Sementara Mn berusia 15 tahun per Mei 2019.

Isfadilla mengaku dirinya sudah konsultasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim mengenai masalah yang dihadapinya namun berakhir kekecewaan.

"Anak saya disuruh ambil paket (B) saja. Tidak punya hati mereka. Anak saya tidak terlambat masuk sekolah, cuma pernah tinggal kelas. Dia juga baru tamat SD tahun ini, jadi kenapa harus ambil paket," ungkapnya.

Isfadilla pun mengaku dirinya semakin bingung setelah lamaran anaknya untuk masuk ke salah satu SMP swasta di Karimun juga berakhir dengan penolakan.

"Jujur saya bingung, masuk negeri ditolak, masuk swasta pun ditolak, alasannya sama juga aturan batasan usia," katanya.

Baca juga: 2 Siswi Asal Jakarta Arungi Danau Toba Sejauh 135 Km dengan Kayak

Isfadilla khawatir kondisi psikologis anaknya Mn. Ia cemas Mn bertindak nekat karena malu tidak sekolah.

"Kini saya beri perhatian lebih, kalau dia kenapa-kenapa, saya pantau terus," ujar Isfadilla.

Kepala Dinas Pendidikan Karimun, Bakri Hasyim yang dicoba untuk dikonfirmasi terkait permasalahan ini mengaku sedang sibuk. Ia mengaku tengah menerima tamu.

"Saya lagi ada tamu adik-adik mahasiswa," kata Bakri Hasyim singkat melalui telepon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com