Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tukang Batu di Malaysia, Kakek Ini Ajak Istri Berangkat ke Tanah Suci

Kompas.com - 10/07/2019, 11:17 WIB
Rachmawati

Editor

MAKASSAR, KOMPAS.com –  Sama' bin Japa', seorang jemaah calon haji asal Desa Majannang Kecamatan Parigi Kabupaten Gowa rela merantau ke Sarawak Malaysia menjadi tenaga kerja Indonesia agara bisa beribadah haji.

Sama' yang ditemui di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Selasa (9/7/2019) mengatakan dia menjadi tukang batu hingga kuli bangunan demi berangkat ke Tanah Suci.

"Kalau ada yang tanya saya uang untuk naik haji dari mana, saya jawab ini betul-betul adalah hasil keringat. Karena selama saya kerja di sana, keringat terus menetes," ceritanya.

Baca juga: Menabung Sejak 1965, Kakek 92 Tahun dan Istrinya Akhirnya Berangkat Haji

Ia bercerita pada tahun 2007 dia bersama sang istri, Misa merantau ke Negeri Jiran dan dua tahun kemudian tepatnya tahun 2009 mereka mendaftar sebagai calon Jemaah haji daftar tunggu Kabupaten Gowa.

Istrinya ikut ke Malaysia dan turut bekerja sebagai petani sawit di Serawak untuk membantu keuangan keluarganya.

Upah yang diterima fluktuatif, sekitar 1.000 hingga 1.500 ringgit atau senilai Rp 3,5 juta per bulan bahkan lebih.

Alhasil pasangan suami istri ini mendaftar haji bersamaan dan diberi rezeki berangkat haji bersama setelah 10 tahun menunggu.

"Inilah berkahnya. Kami pulang 2009 langsung buka setoran haji dan tinggal di kampung dulu selama dua tahun. Karena tetap ingin mengusahakan mencari rezeki, kami kembali lagi jadi TKI tahun 2011. Di sana memang banyak pekerjaan jika memang niatnya untuk kerja," ungkapnya.

Baca juga: Di Pamekasan, Balita Usia 1 Tahun Sudah Didaftarkan Haji

Sebelum kembali ke Indonesia, Sama yang juga memboyong beberapa anak dan menantunya ke Malaysia telah bekerja selama enam tahun dan kembali menetap di Gowa mulai dari lima tahun lalu.

"Di Malaysia sangat banyak pekerjaan jika kita mau dan mencari, mungkin inilah berkahnya bahwa semua sudah kehendak Allah. Kami harus jauh mencari rezeki untuk bisa ke Tanah Suci," ucapnya.

Ia bercerita jika menjadi calon Jemaah haji adalah salah satu hal yang sangat ia idam-idamkan. Bahkan dia masih tidak percaya jika dirinya akan mampu menginjakkan kaki ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

Pria yang sehari-hari masih bertani ini memgaku terharu dan gembira karena bisa naik haji. Selain itu dia mengatakan konsisten untuk berangkat haji terlebih dahulu baru melaksanakan umrah mesti diberi rezeki.

Baca juga: Setelah Menabung 30 Tahun, Petani Rumput Laut Akhirnya Naik Haji Bersama Istri

"Saya dari dulu memang niatnya haji. Alhamdulillah menunggu 10 tahun tidak terasa karena kemauannya kita yang kuat. Doakan kami bisa sehat dan selamat sampai tujuan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com