Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Perusakan Altar Gereja Katolik di Bali, Pelaku Sempat Banting Istri hingga Umat Diminta Tenang

Kompas.com - 10/07/2019, 06:33 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Seorang pria berinisial A tiba-tiba mengamuk di altar Gereja Katolik Santo Yoseph di Denpasar, pada hari Selasa (8/7/2019).

Pihak Keuskupan Denpasar segera mengimbau umat Katolik di Denpasar untuk tidak terprovokasi dengan aksi tersebut.

Dalam pernyataan resmi dari Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Denpasar, pelaku diketahui salah satu satu umat dan sering datang ke gereja tersebut untuk berdoa. 

Menurut Pastor Kepala Paroki Gereja Santo Yoseph Romo Yan Madia, saat ini pihak gereja tengah melakukan penyelidikan secara internal.

Pihak gereja pun mengucapkan terima kasih atas tindakan cepat polisi untuk mengamankan pelaku. 

Berikut ini fakta lengkapnya:

 

1. Kronologi perusakan di altar gereja 

Ilustrasi kekerasanTHINKSTOCKS/WAVEBREAKMEDIA LTD Ilustrasi kekerasan

Dalam rilis resminya, Komsos menyampaikan kronologi aksi perusakan yang dilakukan oleh A di altar Gereja Santo Yoseph.

Berdasar keterangan dari Kristo, koster gereja, sekitar jam 09.00 Wita ada sepasang suami istri datang ke gereja untuk berdoa.

Ketika sedang berdoa, tiba-tiba pelaku (suami) mengamuk dan istrinya mencoba menenangkan suaminya. Namun, sang istri justru dibanting oleh pelaku. 

Mendengar suara keributan, Kristo segera mendatangi asal suara tersebut. Dirinya juga mencoba untuk menahan pelaku, namun A justru mengancamnya dengan memegang sebuah tongkat.

Dia terus mengamuk dengan merusak beberapa hiasan bunga dalam gereja, juga merusak dua buah patung malaikat serta lilin-lilin. Setelah itu, Kristo keluar gereja dan meminta bantuan tetangga (penjual) di kiri kanan gereja.

Pada saat bersamaan, 3 orang polisi patroli di sekitar gereja segera diberitahu oleh warga terkait aksi A.

Polisi lalu masuk ke dalam gereja dan berhasil mengamankan pelaku. Saat itu, pelaku sempat menantang polisi yang hendak menangkapnya.

Baca juga: Kronologi Perusakan Gereja Katolik St Yoseph, Denpasar

 

2. Pelaku A dikenal rajin datang ke gereja untuk berdoa

IlustrasiChristianChan Ilustrasi

Menurut Kapolsek Denpasar Timur Kompol Nyoman Karang Adiputra, pelaku merupakan salah satu umat gereja tersebut dan sering datang untuk berdoa.

"(Pelaku) Umat di sini, sering datang berdoa ke sini," kata Kapolsek, Selasa (9/7/2019).

Bahkan, pria tersebut sering datang bersama keluarga. Dalam kronologi yang disusun polisi, pada Selasa pagi, A kembali datang ke Gereja Santo Yoseph bersama keluarga untuk berdoa bersama umat lain.

Namun, di saat umat sedang khusyuk berdoa, A tiba-tiba menangis dan mengamuk.
A lalu mengambil tongkat penyangga salib lalu mengamuk. Tindakannya menyebabkan kerusakan sejumlah barang kudus.

"Melihat kejadian itu, sang istri coba menenangkan, tapi malah dibanting oleh A," ucap Kapolsek Adiputra.

Pihak kepolisian masih mendalami motif di balik perusakan tersebut.

Baca juga: Pelaku Perusakan Gereja Katolik di Denpasar Sering Datang untuk Berdoa

 

3. Gereja: Umat diminta tenang

Ilustrasi kedamaiansplendens Ilustrasi kedamaian

Romo Yan Madia, mengimbau umat Katolik untuk tetap tenang pasca-perusakan gereja, Selasa (9/7/2019).

Yan mengatakan, kasus itu sedang diselesaikan secara internal oleh pengurus gereja.

"Siapa saja terutama umat Katolik supaya tetap tenang karena hal ini sedang diurus oleh pastor paroki dan pengurus Gereja St Yoseph. Kondisi saat ini pun kondusif," ujar Yan, Selasa.

Seperti diberitakan sebelumnya, A tiba-tiba mengamuk dan merusak altar gereja. A juga sempat membanting istrinya yang saat itu datang bersama pelaku untuk berdoa.

Baca juga: Umat Katolik Diminta Tetap Tenang Pasca-perusakan Gereja

4. Pihak gereja apresiasi respon polisi

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Romo Yan juga menyampaikan terima kasih kepada petugas kepolisian yang cepat menangani kasus tersebut.

Begitu juga dengan juga dengan umat yang secara spontan datang ke gereja sebagai bentuk kepedulian.

"Terima kasih kepada polisi yang cepat menangani kasus ini," ujarnya.

Romo Yan juga menduga pelaku mengalami stres. Namun, menurutnya, hal tersebut masih harus diselidiki lebih lanjut.

"Tetapi hal ini masih perlu penyelidikan lebih lanjut," kata Romo Yan.

Baca juga: Seorang Pendeta Ditusuk Saat Bersihkan Gereja, Pelakunya Ditemukan Tewas Bunuh Diri

Sumber: KOMPAS.com (Robinson Gamar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com