Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 ODGJ Dipasung di Wonogiri, Penyebabnya Cerai hingga Putus Cinta

Kompas.com - 09/07/2019, 23:56 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com — Sebanyak 24 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masih dipasung keluarganya. Berbagai persoalan menjadikan warga memilih memasung keluarganya yang mengalami gangguan jiwa ketimbang dimasukkan ke rumah sakit jiwa.

"Tahun 2018, hasil evaluasi masih 48 ODGJ yang masih dipasung. Enam bulan terakhir di tahun 2019, kini tinggal 24 ODGJ masih dipasung. Ada beberapa sebab warga masih memilih memasung keluarganya yang mengalami ODGJ," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri dr. Adhi Dharma kepada Kompas.com, Selasa ( 9/7/2019).

Penyebab warga mengalami ODGJ, Adhi menyatakan, ada karena faktor keturunan hingga permasalahan sosial.

"Permasalahan sosial itu mulai dari perceraian, patah hati hingga putus cinta juga ada kasusnya. Selain itu masalah ekonomi," jelas Adhi.

Baca juga: 21 ODGJ di Gunungkidul Hidup dengan Dipasung

Adhi menuturkan, penyebab pemasungan ODGJ lantaran sering kambuh setelah pulang dirawat di rumah sakit jiwa. ODGJ sering kambuh karena usai dirawat di RSJ tidak kontrol kembali ke rumah sakit.

Persoalan lain yakni keluarga yang tidak bisa merawat karena aktivitas keseharian seperti bertani. Mereka khawatir, saat ditinggal ke sawah ODGJ ini berkeliaran sehingga mereka memilih memasungnya.

Tak hanya itu, ada permasalahan sosial lainnya, ODGJ yang sudah dititipkan di RSJ melarikan diri pulang sampai ke rumah. Selain itu, ada tradisi kepercayaan dan pengobatan secara tradisional.

Padahal, soal biaya sebenarnya tidak ada masalah. Semestinya warga tinggal membawa keluarganya yang mengalami ODGJ kontrol ke puskesmas terdekat.

"Obat-obatan untuk ODGJ sudah kami siapkan di puskesmas," jelas Adhi.

Baca juga: Syukur kepada Tuhan, Akhirnya Anak Kami Bebas dari Pasung (1)

Kendati demikian, kata Adhi, saat ini sudah ada penurunan drastis jumlah ODGJ yang masih dipasung di Wonogiri.

Ia membandingkan saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mencanangkan bebas pasung tahun 2015. Wonogiri peringkat pertama dengan jumlah sekitar 80-an ODGJ yang masih dipasung.

Makanya, ada gerakan penanganan bebas pasung langsung dijemput bola dari RSJ Solo.

"Hanya permasalahannya, ada keluarga yang tidak mau dan sebaliknya. Keluarga berpikir kalau dilepas siapa yang mau tanggung jawab. Kalau dititipkan di RSJ mereka juga mikir. Makanya perlu pendekatan khusus," kata Adhi.

Adhi menuturkan, Pemkab Wonogiri memiliki program bebas pasung. Dengan demikian, ODGJ yang memiliki kartu BPJS ataupun tidak tetap dibiayai anggaran pemerintah daerah.

Selain itu RSUD Wonogiri memiliki bangsal khusus ODGJ. Setelah pulang ke rumah, pengobatan dilanjutkan dari puskesmas. Bahkan pihak puskesmas melakukan kunjungan ke rumah untuk mengecek kondisi ODGJ dan pengobatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com