Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Seorang Ayah di Garut Cabuli Dua Anaknya, dari Korban Diancam hingga Satu Melahirkan

Kompas.com - 09/07/2019, 06:30 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Korban dan adik-adiknya, menurut Rahmat, akan mendapat penanganan dari P2TP2A Garut berupa penanganan medis hingga pendampingan psikolog untuk mengurangi dampak trauma yang diderita anak-anak tersebut.

“Bayinya, hari Rabu (3/7/2019) langsung dirawat di ruang perinatologi RSU dr Slamet Garut setelah diperiksa tim dokter P2TP2A, sementara korban didampingi pemulihannya oleh bidan yang ada di P2TP2A,” kata Rahmat.

Baca juga: Sejak Awal 2019, Sudah 34 Anak di Kota Kupang Jadi Korban Pencabulan

4. Pendampingan medis

Rahmat mengakui, pihaknya juga telah menerima informasi dari Polres Garut soal kemungkinan adik korban juga mendapatkan perlakuan tidak senonoh.

Karenanya, pada Jumat (5/7/2019), pihaknya juga telah membawa adik korban untuk divisum di RSU dr Slamet Garut.

Rahmat mengatakan, setelah pendampingan medis selesai, pihaknya akan melakukan assessment psikologis kepada ketiga anak tersebut. Hal ini dilakukan untuk melihat dampak trauma dari tiap-tiap anak.

“Nanti tim psikolog akan assessment untuk melihat dampak trauma terhadap sang anak, setelah itu nanti ada pembahasan pola terapi yang akan kami berikan buat mereka,” kata dia.

Baca juga: Cabuli 6 Siswa, Kepala SMP di Surabaya Masuk Bui

5. Trauma

Ilustrasi traumaake1150sb Ilustrasi trauma

Rahmat mengakui, trauma berat tampak terlihat dari anak kedua yang baru saja melahirkan. Sementara, adiknya yang merupakan anak ketiga tidak terlalu nampak trauma. Namun, tetap akan dilakukan assessment.

“Adiknya orangnya periang, jadi tidak terlalu nampak, tapi nanti dari penggalian oleh tim psikolog akan terlihat seperti apa dampak trauma yang dialaminya," kata dia.

Rahmat menuturkan, pendampingan bagi anak-anak korban nafsu bejat ayah kandungnya tersebut, akan panjang. Karena, pihaknya juga harus memikirkan solusi untuk pendidikan bagi ketiga anak tersebut dan termasuk bayinya.

“Itu nanti akan kami bahas bersama aparat kepolisian, bertahap saja, sekarang medis dulu, setelah itu tim psikolog, kami juga harus beri pendampingan saat di pengadilan nanti, setelah itu sekolahnya dan lain-lainnya,” kata dia.

Rahmat menuturkan, keberadaan ketiga korban di rumah aman P2TP2A, telah mendapat persetujuan dari lingkungan tempat korban tinggal serta aparat Kecamatan Malangbong. Bahkan, camat beserta aparat desa yang mengantarkan ketiga anak korban bersama bayinya ke rumah aman P2TP2A Garut.

Baca juga: Oknum Guru Diduga Cabuli 30 Murid SD Sejak Oktober 2018

Sumber KOMPAS.com (Ari Maualana Karang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com