Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Sapi Lahir Berkepala Dua Gegerkan Warga, Ini Cerita Sang Pemilik

Kompas.com - 08/07/2019, 08:30 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Warga Desa Bangsongan, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dihebohkan dengan adanya anak sapi berkepala dua milik warga setempat, Minggu (7/7/2019).

Sapi keturunan Brahman milik Subadi (64) itu mempunyai dua kepala yang hampir sempurna. Organ pada masing-masing kepalanya lengkap dengan empat mata, dua mulut, serta dua hidung. Hanya daun telinga yang jumlahnya ada tiga.

Kontan saja hal itu tidak hanya ramai menjadi bahan perbincangan tetapi juga banyak warga yang berbondong-bondong datang langsung menyaksikan keanehan itu.

"Usai lahir pagi tadi langsung ramai orang yang datang," ujar Subadi dalam Bahasa Jawa, saat ditemui di kandang sapinya, Minggu.

Baca juga: Bayi Berkepala Dua di Makassar Meninggal

Subadi sendiri mengaku cukup kaget dengan kondisi anak sapinya itu. Sebab, selama kehamilan dengan program kawin suntik itu, sapinya tidak ada kendala kesehatan sama sekali.

" Usia kehamilan juga 9 bulan," ujarnya.

Induk sapi kontraksi hingga 12 jam, 

Hanya saja saat proses kelahiran itu yang menurutnya cukup membuat was-was. Pasalnya, kontraksi yang dialami sapinya itu cukup lama, hingga memakan waktu selama 12 jam.

Proses yang cukup lama itu membuatnya khawatir sehingga dia dan beberapa warga lainnya membantu lahiran induk sapinya, dengan cara menarik anakan sapi keluar.

"Rupanya karena kepalanya yang kembar itu yang membuat susah lahir," ujar petani yang juga memelihara beberapa ekor sapi itu.

Baca juga: Anak Sapi Aneh Berkepala Dua, Tarik Perhatian Turis

Hingga beberapa jam usai kelahiran, anak sapinya itu tidak kunjung bisa berdiri. Itu dimungkinkan karena kondisi kepala yang relatif cukup berat bebannya.

Seusai lahir itu, Subadi melakukan berbagai upaya untuk menjaga keselamatan anak sapi istimewanya. Misalnya dengan memberinya susu yang diambilkan dari induknya.

" Saya carikan botol dot lalu meminumkannya," imbuhnya.

Meski demikian, usia sapinya itu tidak bertahan lama karena akhirnya mati. Sedari lahir, hanya mampu hidup sekitar 8 jam saja.

Dia kemudian mengubur bangkai sapinya itu di belakang kandang miliknya.

Baca juga: Fakta Polisi Bongkar Prostitusi Online di Kediri, Penangkapan di Kamar 306 hingga Amankan Sarung Bantal

Induk sapi dijual

Sementara terhadap induk sapinya, dia mengambil keputusan menjualnya dan laku Rp 13 juta. 

Sapi tersebut sebenarnya sudah lama dia pelihara. Bahkan sudah empat kali memberinya rejeki dengan anakan sapi.

Namun anakan terakhir dengan kondisi yang tidak biasa itu membuatnya berpikiran beda.

"Takutnya ada yang tidak beres dengan kandungannya." Kata Subadi menjelaskan alasan menjualnya.

Baca juga: Berawal dari Kulit Sensitif, Warga Kediri Ciptakan Sabun Kecantikan Berbahan Madu Murni

Meski sapi itu sudah mati dan bahkan keberadaan fisiknya sudah tidak ada lagi karena sudah dikubur, masih banyak saja warga yang berdatangan ke kandang untuk melihatnya.

Mereka yang datang itu kebanyakan hanya mendengar informasi awal tentang adanya sapi berkepala dua.

Mereka belum mengetahui bahwa anak sapi berkepala dua itu sudah mati dan sudah dikubur pemiliknya.

"Haduh, kecele," kata seorang pengunjung yang datang.

Baca juga: Fakta Ledakan Petasan di Kediri, 1 Tewas hingga Ditemukan Mesiu dan 1 Kg Pupuk Urea

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com