Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Gunungkidul Berbagi dengan Hewan Ternak karena Sulitnya Dapatkan Air Bersih

Kompas.com - 08/07/2019, 07:30 WIB
Markus Yuwono,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Sunaman mengatakan, selum musim kemarau tiba, warga menyimpan hasil panen. Hal itu dilakukan agar ketika kekeringan melanda, warga masih bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Hasil panen baru dibuka saat musim kemarau. Sebab, lahan pertanian di sana hanya bisa ditanami saat musim penghujan. Selain itu ternak juga menjadi menjadi andalan jika kondisi ekonomi sedang sulit.  

Kondisi tak berubah

Hingga saat ini kondisi di desa itu banyak berubah. Kompas.com yangmenyambangi desa itu melihat sejumlah ladang di Desa Karangawen hanya ditumbuhi pohon turi dan rumput gajah yang biasa digunakan untuk pakan ternak. Sebagian lainnya memanen ketela yang diolah menjadi gaplek. 

Sementara di Telaga Karang Kidul, sejumlah warga mencuci pakaian, dan mandi.

Belasan jeriken tertata di pinggir telaga di bawah rimbunnya pohon beringin menunggu sang pemilik mengambilnya.

"Biasanya pagi dan sore warga mengambil air di telaga. Sebagian besar untuk minum ternak," kata Roslan, salah satu warga Dusun Ngaglik, Desa Karangawen.

Roslan harus setiap hari bolak balik dengan jarak 1 km untuk mengambil air ke telaga yang digunakan minum ternak.

Namun, untuk kebutuhan rumah tangga, Roslan membeli air dari tangki swasta seharga Rp 100.000.

"Untuk minum kami masih mengandalkan air hujan, karena air dari tangki zat kapurnya tinggi. Kalau air hujan malah bersih," ucapnya.

Hal serupa juga dilakukan warga Desa Karawangawen lainnya, Sumargito (63).

Tanpa alas kaki, pria ini menyusuri jalan setapak menuju telaga guna mengambil air untuk minum kedua sapi peliharannya. Jarak yang harus dia tempuh sejauh 3 km.

"Saya selalu mengambil air setiap harinya, kadang dua kali ataupun satu kali," ujarnya. 

Jalanan yang dialalui tidak mudah, harus melewati jalan yang naik dan turun. Tanpa mengangkut beban pun cukup berat untuk dilewati.

Belum menyasar masalah pokok

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com