Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Lulus SMA, Remaja Ini Kuasai Pemrograman hingga Raih Omzet Puluhan Juta Rupiah

Kompas.com - 07/07/2019, 15:57 WIB
Hamzah Arfah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Cerita inspiratif datang dari keluarga Ahmad Mukhlis-Anik Lutfiyah, warga Jalan Pati, Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Mukhlis yang memiliki kemampuan di bidang perangkat keras rupanya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Hanif Arroisi Mukhlis (18). Bapak dan anak ini bekerja sama membuat jam digital yang biasa dipasang di masjid ataupun mushala.

Hanif yang merupakan anak sulung dari lima bersaudara mampu melengkapi kemampuan sang ayah di sektor pemrograman. Dengan kini, mereka berdua mampu menghasilkan perangkat jam digital dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

"Saya memang lulusan ITS (Institut Teknologi Sepuluh November), namun soal bahasa pemrograman itu nggak seberapa jago. Alhamdulillah setelah Hanif ada, kami bisa saling melengkapi," kata Mukhlis, Sabtu (6/7/2019).

Hanif yang baru saja lulus SMA menjadi anak yang diandalkan oleh Mukhlis untuk melengkapi produk jam digital yang mereka ciptakan, khususnya dalam bahasa pemrograman.

"Jadi Hanif ini sejak kecil memang suka dengan hal-hal seperti itu. Pertama saya kenalkan dengan adik kelas di ITS yang paham dengan bahasa pemrograman, setelah itu dia belajar sendiri melalui internet, browsing-browsing sendiri," jelasnya.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa Untidar, Kulit Kacang sebagai Prebiotik

Jam digital yang diberi label 'Wal Ashri' yang berhasil mereka ciptakan memiliki tiga varian yakni, ukuran 38 centimeter yang dihargai Rp 550.000, ukuran 70 centimeter Rp 800.000, dan ukuran 1 meter yang dipatok Rp 1,3 juta.

"Alhamdulillah lancar meski saat ini sedang sepi, tidak seperti bulan sebelumnya, kami masih mendapat untung Rp 10 juta. Tapi sebelum dan saat puasa (Ramadhan) kemarin bisa sampai 50 unit terjual, dengan omzet yang kami dapatkan hingga Rp 32 juta," tutur Mukhlis.

Ia mengaku memang belum 100 persen menekuni produksi jam digital. Terlebih lagi, Mukhlis masih bekerja di tempat lain, sementara Hanif juga berencana melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

"Hanif memang membantu pemrograman saja, sementara hardware hingga pemasaran tetap saya yang melakukan (menjalankan)," kata dia.

Sejak kecil akrab perangkat digital

Mukhlis (46) tampaknya sangat bersyukur bisa memiliki Hanif sebagai anak pertama dari lima bersaudara. Lantaran dari Hanif inilah, Mukhlis kini mempunyai usaha sampingan dengan omzet mencapai puluhan juta rupiah per bulan.

"Saya dari kecil memang sudah suka dengan laptop, handphone, dan perangkat elektronik lain. Tapi sejak SMP saya mulai belajar bahasa pemrograman, awalnya sih dari tantangan bapak apakah saya bisa mengendalikan layar led," kata dia.

"Sudah bisa, kemudian ditantang lagi membuat pengaturan program untuk jam digital dengan fitur jadwal shalat. Ini juga berhasil dan keterusan hingga sekarang," terang Hanif.

Namun siapa yang menyangka, Hanif yang sempat menjalani homeschooling sewaktu SMP justru mampu banyak belajar hal positif dalam menambah kepiawaiannya di bidang pemrograman.

"Belajar dari internet dan saya coba applikasikan. Nggak langsung berhasil memang, tapi dengan usaha, lama-lama akhirnya berhasil. Saat itu saya memang homeschooling, usai sempat nggak kerasan di pondok pesantren," jelasnya.

Baca juga: 6 Fakta Mantan Pemulung Sukses Bisnis Porang, Omzet Miliaran Rupiah hingga Cita-cita Umrah Satu Desa

Usai sempat menjalani homeschooling, Hanif lantas melanjutkan sekolah di SMA Muhammadiyah 10, Gresik. Ia tercatat sebagai salah satu lulusan terbaik pada tahun ajaran kali ini 2019.

"Ini masih cari-cari untuk kuliahnya, kemarin sih sudah sempat ikut SBMPTN dan juga dapat panggilan tes di Universitas Gadjah Mada (UGM). Kalau saya pribadi memang ingin melanjutkan kuliah jurusan informatika, supaya kemampuan bisa semakin terasah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com