Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Pengunduran Dirinya Emosi Sesaat, Pendiri Perindo Sumbar Ungkap Komunikasinya dengan Hary Tanoe

Kompas.com - 06/07/2019, 19:06 WIB
Perdana Putra,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Mantan Ketua DPW Perindo Sumatera Barat, HM Tauhid menyayangkan pernyataan Sekretaris Jenderal DPP Perindo Ahmad Rofiq yang menyebutkan dirinya mundur karena ekspresi sesaat.

Pendiri Perindo Sumatera Barat dengan SK kepengurusan 001 itu menyebutkan Ahmad Rofiq tidak mengetahui persoalan sebenarnya.

"Pak Ahmad Rofiq itu tidak tahu persoalan. Saya diganti sebagai ketua DPW pada 30 Oktober 2019 bukan tanggal 20 Oktober seperti yang disebutkan," kata HM Tauhid yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).

Baca juga: Pengurus Perindo Sumbar Ramai-ramai Mengundurkan Diri, Sekjen Sebut Ekspresi Sesaat

HM Tauhid menyebutkan pada 26 Oktober ada pertemuan dirinya dengan Hary Tanoe di Lantai 28 MNC Tower. Disana saat itu ada Bendahara Umum Hendri Suparman, Ketua Budang Organisasi Yamin Tawari dan ajudan HT. Saat itu tidak ada Ahmad Rofiq.

"Saat itu HT menanyakan saya mau pilih kosentrasi jadi caleg DPR RI atau ketua DPW. Saya pilih kosentrasi caleg dan kemudian 30 Oktober keluar surat pemberhentian saya," kata Tauhid.

Namun setelah itu, menurut Tauhid, HT mengatakan dirinya hanya dirotasi karena akan masuk sebagai salah satu dewan.

"Masih ada pesan Whatsapp dari HT soal rotasi itu. Kemudian dipertegas oleh pernyataan HT saat acara pembekalan caleg 6 Februari 2019 lalu," kata Tauhid.

Baca juga: Kecewa dengan Hary Tanoe, Pengurus Perindo Sumbar Ramai-ramai Mengundurkan Diri

Menurut Tauhid, pemberhentian dirinya menjadi ketua DPW bukan karena alasan kinerja. Sebab sebagai ketua DPW dirinya sudah sukses meloloskan Perindo dari verifikasi dengan kepengurusan 100 persen di kabupaten/kota dan kecamatan di Sumbar.

"Jadi kinerja saya yang mana? Pemilu saja belum, saya sudah diganti," tegasnya.

Karena memilih kosentrasi ke caleg, Tauhid dijanjikan alat peraga kampanye dan tim konsultan dari DPP Perindo. Tauhid dinilai masuk dalam satu dari 50 caleg DPR RI potensial ke Senayan.

Baca juga: 10 Anggota PPK di Karawang Mengaku Terlibat Jual Beli Suara dengan Caleg Perindo

"Kemudian pada 6 Februari itu, HT juga berjanji akan membantu pembiayaan kampanye saya. Saat itu, HT bertanya Pak Tauhid butuh berapa, kemudian saya jawab Rp 1 miliar sampai Rp1,8 miliar. HT kemudian mengatakan saya siap bantu. Nanti kita kontak-kontak," kata Tauhid.

Hanya saja menurut Tauhid, janji-janji dari DPP maupun dari HT tidak ada terealisasi satu pun.

"Ini lah yang membuat saya kecewa. Makanya pada 4 Juli 2019 kemarin saya keluar dari Perindo dengan mundur sebagai anggota atau kader," katanya.

Setelah Tauhid diberhentikan, sejumlah pengurus di Sumbar mengundurkan diri seperti Sahnizar, Rusli Intan Sati, HM Ridwan dan lainnya.

Kompas TV Ambang batas parlemen atau <em>parlementary threshold</em> menjadi ujian terbesar bagi parpol untuk lolos menduduki kursi legislatif. Partai baru pun kini memburu strategi dan kerja keras agar tercapai ambang batas parlemen. Seperti apa peluang partai baru ini? Kita kupas bersama Ketua Bidang Organisasi DPP Partai Perindo, Muhammad Yamin Tawari, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany dan peneliti Litbang Kompas, Sultani. #<em>ParlementaryThreshold</em> #ParpolBaru #SurveiKompas2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com