Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Nenek Peluk Bangkai Buaya, Jelmaan Saudara hingga Dikunjungi Tiap Malam Jumat

Kompas.com - 06/07/2019, 11:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Samiasa Bugis, seorang nenek berusia 67 tahun menangis sejadi-jadinya saat mengetahui seekor buaya dibunuh warga Desa Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku, Kamis (4/7/2019).

Rasa sedih nenek Samiasa terekam dalam video siaran langsung yang dibagikan warga melalui media sosial.

Berikut fakta dari kejadian tersebut:

1. Tangkap buaya muara

Ilustrasi buaya muara sepanjang 5 meter di TMII, Senin (18/6/2018)KOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi buaya muara sepanjang 5 meter di TMII, Senin (18/6/2018)
Warga Desa Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku menangkap dan membunuh seekor buaya di muara desa.

Oleh warga, bangkai buaya dibawa ke ke perkampungan pada Kamis (4/7/2019).

Warga mengetahui keberadaan budaya tersebut saat seorang warga yang bernama Yani membawa longboat menyusuri pesisir pantai desa.

Yani kemudian melaporkan ke warga desanya. Kebetulan ayah Yani meninggal setahun yang lalu karena dimaangsa buaya.

Warga kemudian membunuh buaya tersebut.

Saat bersamaan, sosok nenek Samiasa tiba-tiba datang dan memeluk bangkai buaya sambil menangis. Hal tersebut mengejutkan banyak warga. Video nenek yang menangis sambil memeluk buaya tersebut beredar di media sosial.

Baca juga: Cerita di Balik Nenek Samiasa Tiba-tiba Menangis dan Peluk Buaya yang Dibunuh Warga

2. Usap kepala dan perut bangkai buaya

Ilustrasi buaya purba bernama Magyarosuchus fitosi yang memiliki sirip ekor dan kulit sekeras baja ditemukan di pegunungan barat laut Hungaria. Fosilnya yang ditemukan pada 1996 menjadi mata rantai untuk menjawab teka teki evolusi buaya menjadi mamalia laut. Ilustrasi buaya purba bernama Magyarosuchus fitosi yang memiliki sirip ekor dan kulit sekeras baja ditemukan di pegunungan barat laut Hungaria. Fosilnya yang ditemukan pada 1996 menjadi mata rantai untuk menjawab teka teki evolusi buaya menjadi mamalia laut.
Aksi nenek Samiasa menjadi perhatian masyarakat sekitar. Saat mengetahui bangkai buaya, dia langsung menangis sejadi-jadinya sambil sesekali memeluk dan mengusap bagian perut dan kepala buaya.

Warga yang merekam kejadian tersebut membagikan momen tersebut secara langsung melalui media sosial Facebook.

Bangkai buaya itu dibawa warga ke perkampungan setelah ditangkap dan ditusuk dengan tombak hingga tewas oleh warga di muara Desa Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku, Kamis (4/7/2019) hi

Sebelumnya, setahun yang lalu seorang warga desa tewas karena dimangsa buaya.

Baca juga: Nenek Samisah Menangis dan Peluk Buaya yang Dibunuh Warga

3. Dikenal sayang binatang

Ilustrasi hutan. Ilustrasi hutan.
Yono salah satu warga mengatakan jika menurut keterangan menantunya, nenek Samiasa dikenal sangat menyanyangi binatang.

Hal itu yang menyebabkan Samiasa menangis dan memeluk saat tahu ada buaya yang mati.

“Kalau pengakuan menantunya, Nenek Samiasa ini memang sangat penyayang binatang bahkan saat ayamnya mati dia menangis,” ujarnya.

Buaya berukuran 3 meter tersebut ditangkap warga lalu ditusuk dengan tombak oleh warga hingga tewas.

Baca juga: Warga Pulau Buru Tangkap dan Bunuh Seekor Buaya di Muara Sungai

4. Jelmaan saudaranya

Ilustrasi kakak beradik.Shutterstock Ilustrasi kakak beradik.
Sementara itu informasi lain yang beredar, nenek Samiasa menyakini jika buaya yang dibunuh warga adalah nenek moyangnya.

“Kalau dengar dari cerita orang-orang di sini nenek itu menangis dan memeluk buaya itu karena dia yakin buaya yang dibunuh itu jelmaan dari moyangnya,” kata Yono Wael kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Jumat (5/7/2019) malam.

Hal senada juga diungkapkan Anwar Amarudin. Dia menjelaskan jika nenek Samiasa menangis dan memeluk bangkai buaya karena meyakini bahwa bangkai tersebut adalah jelmaan saudaranya.

“Katanya sih begitu, kalau buaya itu adalah jelmaan dari saudaranya nenek,” katanya.

Baca juga: Buaya Kerap Muncul di Sungai Kahuripan Pekalongan, Warga Resah

5. Dikunjung tiap malam Jumat

Ilustrasi buaya air asin Australia.SHUTTERSTOCK Ilustrasi buaya air asin Australia.
Setelah bangkai buaya dikuburkan beredar kabar jika nenek Samiasa kerap memberi makan buaya yang dipercayai sebagai jelmaan saudaranya setiap malam Jumat.

Bangkai buaya tersebut dikuburkan oleh warga di pesisir pantai desa.

Hal tersebut dikatakan Yono Wael, salah satu warga Desa Kayeli, Kabupaten Buru, Maluku.

“Katanya setiap malam Jumat buaya itu selalu datang dan diberi makan oleh Nenek Samiasa. Cuma kita heran saja kalau itu benar kenapa dia (nenek) tidak merasakan kalau buaya itu sedang ada di muara dan menyuruhnya pergi saja,” katanya.

Salah satu staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maulu, Seto Semar membenarkan adanya penangkapan seekor buaya oleh warga di desa tersebut.

“Memang benar ada seekor buaya yang ditangkap lalu dibunuh warga di Desa Kayeli. Buaya itu telah dimakamkan. Saat ini kami belum bisa memberikan informasi lebih lanjut karena petugas masih berada di lapangan,” ujar dia

Sumber KOMPAS.com (Rahmat Rahman Patty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com