Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Penyebab 3 Ruko Ludes Terbakar, Ini Tanggapan PLN Kalbar

Kompas.com - 06/07/2019, 01:11 WIB
Hendra Cipta,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Humas PLN Unit Induk Wilayah Kalbar, Hendra membantah, pihaknya baru melakukan pemadaman listrik 22 menit setelah adanya laporan kebakaran tiga rumah toko (ruko) di Jalan Panglima Aim, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (5/7/2019) dini hari.

Menurut dia, Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) PLN Siantan mendapat informasi kebakaran melalui saluran radio pada pukul 03.15 WIB.

"Pukul 03.20 WIB, operator PLN Siantan meminta padam penyulang. Dan, pukul 03.22 WIB recloser dilepas. Dan, memadamkan daerah sekitar kebakaran," kata Hendra kepada Kompas.com, Jumat malam.

Hendra menegaskan, dari selang waktu dilaporkan dengan dipadamkannya listrik, hanya 7 menit, bukan 22 menit seperti yang disampaikan petugas pemadam kebakaran.

Baca juga: 3 Ruko di Pontianak Ludes Terbakar, Warga Salahkan PLN

Menurut dia, PLN juga tidak bisa langsung memadamkan listrik sesaat setelah ada laporan, terlebih laporan itu melalui radio. Karena PLN juga sering menerima laporan kebakaran palsu.

"Jadi kita harus ada klarifikasi dan pengecekan. Tidak bisa begitu terima laporan langsung dipadamkan," jelasnya.

Terkait adanya kejadian tersebut, Hendra berharap ke depan, seluruh pihak terkait duduk satu meja untuk membahas dan mendiskusikan mekanisme atau SOP penanganan kejadian kebakaran agar dapat ditarik kesamaan persepsi atau pemahaman bersama.

Misalnya, menentukan pihak-pihak mana yang bertanggung jawab terhadap informasi kejadian kebakaran. Siapa yg harus melaporkan, terus kepada siapa saja laporan disampaikan dan pihak mana yang harus bertindak cepat.

"Jika sudah sepakat terhadap SOP yang dibuat, maka ke depan penanganan kejadian kebakaran dapat dengan efektif dilaksanakan, jangan sampai nanti saling tuduh, saling melempar tanggung jawab," tutupnya.

Diberitakan, kebakaran menghanguskan tiga rumah toko (ruko) di Jalan Panglima Aim, Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (5/7/2019) dini hari.

Ada pun tiga ruko tersebut di antaranya adalah ruko yang digunakan untuk jualan gorden, kantor Pelayanan Arpen dan ruko usaha percetakan.

Qori (25), satu di antara penghuni ruko menceritakan, api pertama kali berasal dari arah dapur yang ia tempati. Saat itu, kepulan asap saat itu sudah mulai memenuhi setiap ruang di bangunan.

Karena panik, Qori kemudian menghubungi temannya bernama Topik (35) untuk datang ke lokasi dan menghubungi petugas pemadam kebakaran.

"Saya melihat asap dari dapur. Saya takut, kemudian menelpon Topik untuk datang dan menghubungi pemadam kebakaran," kata Qori, Jumat siang.

PLN telat padamkan listrik

Setelah dihubungi Topik, satu per satu petugas pemadam kebakaran berdatangan. Namun demikian, mereka tidak dapat menyemprotkan air, karena PLN belum memadamkan listrik.

Salah satu petugas pemadam kebarakan, Sanusi mengatakan, informasi terjadinya kebakaran sebelumnya sudah disampaikan melalui jalur komunikasi radio yang terhubung ke PLN.

Baca juga: Kebakaran Lahan di Riau Makin Meluas, Kabut Asap Makin Tebal

Menurut dia, seperti biasanya, sesuai dengan SOP yang berlaku, petugas PLN yang berjaga, langsung memadamkan listrik, baik itu datang langsung ke lokasi kejadian atau melakukan pemadaman total.

"Saya kan tiba duluan, dan melihat listrik masih menyala. Kami sudah coba kontak PLN, tapi baru 22 menit kemudian listriknya dipadamkan," kata Sanusi kepada Kompas.com.

Menurut dia, dalam kondisi listrik menyala, mereka tidak berani menyemprotkan air, karena berisiko tersetrum. "jadi terpaksa kami tunggu dulu listriknya padam," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com