PAMEKASAN, KOMPAS.com - Tidak banyak yang tahu kondisi Amur (72), warga Dusun Janglateh Barat, Desa Campor, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
Kepala Desa setempat, Abdul Holik, juga tidak tahu siapa nenek yang hidup sebatang kara ini.
Abdul Holik kebingungan ketika ditanya tentang warganya yang hidup sebatang kara dan sering kelaparan.
Baca juga: Kisah Pilu Nenek Amur, Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Teriak-teriak Saat Lapar...
Bahkan, ketika disebut nama nenek Amur, Abdul Holik masih bertanya jenis kelamin nenek tersebut.
"Maaf saya tidak tahu siapa Amur itu. Laki-laki apa perempuan? Di dusun mana di tinggal," kata Abdul Holik, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/7/2019).
Ketika diceritakan singkat tentang nenek Amur, Abdul Holik mengaku tidak bisa mengenali satu persatu warganya karena jumlahnya ribuan. Pihaknya masih akan mencari informasi tentang nenek Amur.
"Rakyat saya jumlahnya banyak, mohon maaf kalau tidak tahu satu persatu," imbuh Abdul Holik.
Seharusnya, ujar Holik, kepala dusun melapor kepada dirinya jika ada warga yang membutuhkan perhatian sehingga bisa ditangani.
"Kalau tidak laporan ke saya, sudah pasti saya tidak tahu," ungkap dia.
Baca juga: Seorang Nenek Sebatang Kara Ditemukan Tewas Mengenaskan di Rumahnya
Ditanyakan terkait dengan langkah yang akan dilakukan untuk membantu nenek Amur, Abdul Holik masih akan cek informasinya kepada kepala dusun.
"Saya akan cek dulu sebelum menentukan apa yang akan saya lakukan," kata Abdul Holik.
Sebelumnya diberitakan, Amur tinggal sebatang kara di sebuah surau berdinding anyaman bambu. Rumahnya sudah tidak ditempati lagi karena reot.
Amur sering teriak-teriak sendirian ketika lapar atau sakit lambungnya kambuh. Kedua anaknya yang sudah tinggal di rumah berbeda dan berjauhan, sewaktu-waktu menjenguknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.