Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Hepatitis A yang Serang 957 Warga Pacitan Diduga Bukan Hanya karena Air

Kompas.com - 05/07/2019, 12:52 WIB
Slamet Widodo,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PACITAN, KOMPAS.com - Wabah virus hepatitis A yang menjangkit warga di tujuh kecamatan  di Kabupaten Pacitan Jawa Timur, diduga tidak hanya disebabkan pencemaran sumber air.  

Wabah hepatitis diduga menular karena interaksi antar warga.

Kepala Desa Sukorejo Imam Khoirudin mengatakan, mobilisasi warga antardesa hingga antar kecamatan, diduga menyebabkan menyebarnya virus hepatitis dengan cepat.

“Sebelumnya belum pernah terjadi seperti ini (wabah hepatitis). Setiap kekeringan, warga mengonsumsi air ini,” ujar Imam, Jumat (5/7/2019).

Hal utama yang dilakukan oleh pemerintah tingkat desa adalah memberi wawasan kepada warga tentang virus hepatitis. Sebab, sebagian besar warga masyarakat belum tahu akan gejala maupun cara antisipasinya. 

Selain itu dia menyarankan warganya untuk memberi klorin dan menguras resapan air setiap tiga hari sekali.

“Banyak warga yang tidak paham hepatitis A dan cara penularannya. Yang penting memberi pemahaman, dan selanjutnya warga dipastikan bisa mengantisipasi tanpa kita suruh,” ujar Imam.

Ambil sampel air

Tim dari Kementerian Kesehatan kembali mengambil sampel air dari aliran Sungao Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan, untuk dilakukan penelitian kedua kalinya. 

Hasil penelitian awal diketahui, terdapat bakteri e-coli di atas batas aman.

“Kembali kami ambil sampel air di aliran sungai ini untuk memastikan kandungan bakteri di dalamnya. Kami lakukan uji laboratorium, hasilnya baru bisa muncul sekitar dua hingga tiga minggu ke depan,” ujar salah satu anggota tim Kemenkes, Triani, di lokasi pengambilan sampel air, Jumat.

Baca juga: Fakta Wabah Hepatitis A di Pacitan, 957 Warga Terjangkit hingga Khofifah Soroti Kualitas Air Bersih

Kecamatan Sudimoro di Kabupaten Pacitan, disinyalir sebagai awal mula mewabahnya virus hepatitis A, hingga menyebar ke sejumlah kecamatan lain di wilayah Pacitan.

Hampir seluruh wilayah Kecamatan Sudimoro yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Trenggalek ini mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih, utamanya warga yang tinggal di wilayah pegunungan.

Untuk mendapatkan air bersih, warga membeli air dari tangki maupun tandon yang diambil dari sumber air yang berada di beberapa titik. Salah satunya adalah sumber air yang berada di Desa Sumberejo, Kecamatan Sudimoro.

Di Desa Sumberejo ini terdapat satu sumber air yang biasa dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi aneka kebutuhan.

Setiap hari, truk pengangut tiga tandon air berukuran besar mengambil air dari sumber air secara langsung tanpa melalui proses sterilisasi. Air langsung diambil dengan menggunakan pompa air. 

Setelah semua tandon terisi penuh dengan air, kemudian didistribusikan bagi warga yang membutuhkan.

Tiga tandon air berukuran besar yang berisi ribuan liter ini, dibandrol dengan harga sekitar Rp 100.000 hingga Rp 200.000 tergantung jarak dan kesulitan lokasi pendistribusian air. 

Sumber mata air ini, merupakan salah satu yang diambil sampel dan dilakukan uji laboratorium.

Baca juga: Khofifah Ungkap Penyebab KLB Hepatitis A di Pacitan yang Serang Hampir 1.000 Orang

Selain karena pencemaran aliran air, dicurigai virus hepatitis A menyebar melalui petak resapan air yang berfungsi sebagai bak penampungan air.

Biasanya dalam satu hari, satu bak penampungan air yang dibuat oleh warga tersebut mampu mengisi satu tangki air ukuran 1.000 liter.

Air yang diambil dari resapan aliran Sungai Sukorejo ini juga dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan rumah tangga.

“Aliran sungai ini kan banyak terdapat limbah rumah tangga, juga kemungkinan juga ada warga yang buang air besar di aliran sungai ini, sehingga tidak menutup kemungkinan, munculnya virus hepatitis,” ujar Triani.

Sungai kotor

Kondisi Sungai Sukerojo terbilang kotor. Terdapat sampah yang mengambang juga hewan ternak yang berenang di sungai.  Tidak hanya itu, limbah rumah tangga juga tampak dialirkan ke sungai.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Eko Budiono mengatakan, warga Kecamatan Sudimoro sangat bergantung terhadap sumber air dari aliran sungai Sukorejo tersebut. 

Dengan alasan kurangnya air bersih akibat kekeringan, maka pemerintah tidak bisa menghentikan sumber air ini.

Dengan konsekuensi, pemerintah terus memberi klorinisasi, memantau kebersihan air agar tetap terjaga, serta disarankan agar air dimasak secara benar-benar matang terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

“Kami tidak bisa menutup begitu saja petak resapan air ini. Kami ambil jalan tengah, agar di beri kaporit dan dikuras Tiga hari sekali. Kami juga sudah suplai air bersih secara rutin ke beberapa kecamatan yang terdampak hepatitis,” ujar Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com