Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketik "Monyet Cukur Rambut" di Google Muncul Gambar Jokowi, Jangan Gusar...

Kompas.com - 05/07/2019, 08:31 WIB
Hendra Cipta,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com — Akun Facebook Gandhi Waluyan mengunggah status kalimat ajakan yang viral. Dalam unggahannya, Gandhi menuliskan narasi sebagai berikut:

"Coba ketik di google : monyet cukur rambut. Mesin pencari berita ini akan memunculkan gambar." (https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214848711239551&id=1479746067)

Sama seperti netizen lain, media ini mencoba memasukkan kata kunci "monyet cukur rambut". 

Selain keluar gambar monyet sedang dicukur rambutnya, juga keluar gambar atau foto Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang juga sedang cukur rambut.

Tak hanya Jokowi, foto meme Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga keluar ketika memasukkan kata kunci yang sama di kolom pencarian. Kini, postingan Gandhi sudah ramai dibagikan netizen. Postingan itu juga menuai komentar yang beragam.

Baca juga: Pengakuan Mon, Perempuan Indonesia yang Dijual ke China untuk Dikawinkan

Hal yang sama terjadi ketika Kompas.com mengetikkan "monyet cukur rambut" di mesin pencari Google pada Jumat (5/7/2019).

Foto Jokowi sedang dicukur rambutnya oleh pemangkas rambut dengan Iriana Jokowi di sampingnya langsung muncul di urutan pertama kumpulan gambar, sedangkan gambar Trump sedang mencukur rambut seekor monyet ada di urutan ketiga.

Mengapa bisa demikian?

Berikut penjelasan tertulis Reinardo Sinaga, Ketua Umum Hoax Crisis Centre (HCC) Kalimantan Barat, menanggapi ramainya respons warganet di wilayahnya.

Menurut pria yang akrab disapa Edo ini, tak perlu ada yang panik atau khawatir dengan kata kunci "monyet cukur rambut" di kolom pencarian Google, lalu muncul foto Jokowi pada urutan pertama dan monyet yang sedang dicukur rambutnya pada urutan berikutnya.

"Jawabannya sebenarnya mudah. Karena semua foto itu berasal dari berita yang dimuat di sejumlah media nasional yang memuat kata kunci: cukur rambut," tulis Edo, Rabu (3/7/2019).

Baca juga: Kisah Penjual Rujak Cingur Rp 60.000 di Surabaya yang Viral, Dapat Teror Puluhan Kali hingga Biayai Suami Cuci Darah

Jika ditelusuri lebih lanjut, foto-foto itu berasal dari berita yang memuat kejadian dicukurnya rambut Jokowi, termasuk sejumlah media nasional pun memberitakan itu.

"Sehingga kata kunci cukur rambut di sini terlacak oleh mesin Google," ujarnya.

Kemudian, search engine optimization (SEO) dari masing-masing portal berita membuat foto Jokowi di artikel tersebut mejeng di halaman pertama Google walau pengguna hanya mengetikkan kata "cukur rambut" di kolom pencarian.

"Jadi, tidak ada foto Jokowi yang muncul jika hanya pakai kata kunci monyet tanpa kata cukur rambut di dalamnya. Itu karena mesin pencari Google mengolah kata-kata yang tersebar di dunia maya dan melacaknya," ungkapnya.

Lalu kenapa timbul foto berikutnya adalah monyet jika ditambahkan kata "monyet cukur rambut" dan kemudian masih muncul foto Jokowi, lagi-lagi ini karena viralnya meme monyet yang bercukur rambut.

"Seperti meme Donald Trump," ucapnya.

Kemudian, lanjut relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ini, Google di pencariannya akan membaca tiap kata yang populer dan trending di pencarian.

Jadi, ketika cari "monyet cukur rambut" kemudian muncul foto Jokowi itu diakibatkan sistem pencarian Google membaca kata yang paling trending terlebih dahulu, yakni berita tentang bercukur rambutnya Jokowi dan bukan monyetnya.

Hal ini, lanjut Edo, sama dengan kejadian publik yang dihebohkan terkait berita pencarian Google saat mengetik kata "setan", lalu muncul wajah Amien Rais.

Kenapa demikian? Karena pada saat itu sedang ramai pemberitaan Amien Rais menyebutkan kata "partai setan" di media massa, khususnya media online.

Secara otomatis, ketika banyak media yang memberitakan, kata "setan" di search engine akan mengarah pada foto berita tersebut yang memuat wajah Amien Rais. Lalu, ada juga di foto berikutnya, foto penampakan setan.

"Nah, inilah sisi negatifnya SEO di Google. Jadi, pengguna internet jangan panik. Mari kita bijak sebagai pengguna," kata Edo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com