Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Algojo Cambuk di Aceh, Tubuh Gemetar Saat Jadi Eksekutor hingga Identitas yang Dirahasiakan

Kompas.com - 05/07/2019, 07:15 WIB
Raja Umar,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Algojo yang menjalankan eksekusi hukuman cambuk terhadap pelanggar qanun syariat Islam di Aceh merupakan orang yang dipilih dan sangat dirahasiakan.

Seseorang yang dipilih dan ditunjuk untuk menjadi algojo adalah orang yang dinilai taat ibadah, disiplin, dapat mengontrol emosi, serta miliki mental untuk menghukum terpidana di atas panggung secara terbuka dan disaksikan oleh banyak orang.

Itu mengapa tidak semua orang bisa menjadi seorang algojo hukuman cambuk di Aceh.

Salah satu algojo cambuk berinisial D bercerita, dirinya merasakan beban yang sangat berat ketika pertama kali ditunjuk menjadi algojo.

Namun, karena perintah, ia tidak dapat menolak dan terpaksa harus memberanikan diri. 

"Saat pertama kali dipilih untuk menjadi algojo sangat terbeban saya, tapi karena itu memang untuk menjalankan hukum, harus saya terima," katanya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

D mengatakan, dia ditunjuk sebagai algojo pada 2008. Sebelum naik ke panggung untuk mengeksekusi pelanggar, D mendapat pelatihan singkat tentang tata cara mengeksekusi cambuk dari instruktur senior.

Tubuh gemetar

D ingat betul saat pertama kali mengeksekusi pelanggar. Tubuhnya bergetar dan pikirannya menjadi kacau.

"Saat pertama eksekusi sangat gemetar. Saya takut salah dan pikiran sangat kacau. Karena cambuk ada aturannya, tidak boleh melewati bahu, kemudian cara berdiri dan ayunan tangan juga harus sejajar bahu. Kalau sempat salah, langsung mendapat protes, baik dari jaksa maupun penonton," ujarnya.

Setelah berhasil menjalankan eksekusi cambuk untuk pertama kali, D kemudian sudah terbiasa saat ditunjuk untuk menjalankan eksekusi cambuk terhadap pelanggar lain.

Hingga dia menjadi salah satu pembina untuk melatih algojo cambuk generasi selanjutnya.

D mengatakan, hanya beberapa orang yang tahu ketika dia menjadi algojo. Bahkan, dia yakin tidak seluruh anggota Satpol PP Wilyatul Hisbah (WH) yang sekantor dengannya tahu bahwa dia merupakan seorang algojo.

Identitas algojo dirahasiakan. Sesaat menjelang eksekusi, algojo dibawa ke sebuah ruang rahasia untuk mengenakan pakaian algojo yang semua tertutup. 

Tak semua orang bisa jadi algojo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com