Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Baru Babi Hutan Serang Warga, Ukuran Lebih Besar dari Kambing hingga Berduel

Kompas.com - 05/07/2019, 07:00 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Korban serangan babi hutan di Desa Windujaya dan Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (3/7/2019) ternyata lima orang.

Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas Ady Chandra mengatakan, sebelumnya dilaporkan korban yang diserang babi hutan sebanyak empat orang.

Berikut fakta terbaru babi hutan yang menyerang warga:

1. Kronologi babi hutan serang warga

Relawan dikerahkan memburu babi hutan di lereng selatan Gunung Slamet Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019)KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Relawan dikerahkan memburu babi hutan di lereng selatan Gunung Slamet Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019)

Ady menuturkan, sebelum menyerang empat warga, babi hutan terlebih dahulu menyerang Waisah, saat itu ia sedang berada di sawah tiba-tiba datang babi hutan dan menabrak korban. Korban yang panik kemudian berteriak meminta pertolongan warga.

"Waisah hanya mengalami luka ringan, setelah menabrak, babi hutan langsung lari ke arah timur. Warga yang mendengar teriakan korban berupaya mengejar babi tersebut," ujar Ady.

Selanjutnya, babi menyerang Maksum (65) yang sedang mencari rumput. Babi hutan kemudian menyerang Warsinah (70) yang sedang mencari daun cengkeh yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi Maksum.

Baca juga: Korban Serangan Babi Hutan Ternyata 5 Orang, Ini Kronologi Lengkapnya

2. Babi hutan serang 5 warga

Warga memburu babi hutan menggunakan senapan angin di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019)KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN Warga memburu babi hutan menggunakan senapan angin di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019)

Kadus II Desa Windujaya Amin Mustofa mengatakan, melihat Warsinah diserang, warga lainnya Rahmat Suwaryo (52) berusaha menolong, namun akhirnya turut diserang.

"Warga lain yang melihat kedua orang tersebut diserang berusaha menolong, babi hutan akhirnya lari ke desa sebelah dan menyerang Karsikin (70), warga Desa Melung," kata Amin.

Amin mengatakan, total empat korban warga Desa Windujaya yaitu Waisah (luka ringan), Maksum (luka ringan), Warsinah (meninggal dunia), Rahmat Suwaryo (luka berat), kemudian satu warga Desa Melung, Karsikin (luka ringan).

Baca juga: Babi Hutan Serang 5 Warga di Lereng Gunung Slamet, Ini Penyebabnya

3. Lebih besar dari seekor kambing

Jett Webb berfoto dengan babi hutan raksasa seberat 250 kilogram hasil buruannya. Daily Mail Jett Webb berfoto dengan babi hutan raksasa seberat 250 kilogram hasil buruannya.

Rahmat Suwaryo (52) korban penyerangan babi hutan di lereng selatan Gunung Slamet, masih terbaring lemas di Ruang Arrahman Rumah Sakit Islam (RSI) Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019).

Tubuh gempalnya tak berdaya menghadapi keganasan babi hutan yang disebutnya berukuran lebih besar dari seekor kambing. Beberapa bagian tubuhnya terkoyak akibat serangan dan gigitan babi hutan tersebut.

Rahmat menceritakan, awalnya dia mendengar teriakan seseorang meminta tolong dari arah kebun. Ia yang baru pulang berladang, akhirnya bergegas menuju sumber suara tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com