Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Lahan Dekati Permukiman, Warga Mengungsi dan Sebagian Meronda

Kompas.com - 05/07/2019, 00:23 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Titik api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Teluk Bano II, Kecamatan Pekaitan, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, semakin dekat dengan rumah warga, Kamis (4/7/2019). Salah satunya rumah Jiun (35).

Rumah Jiun berada tepi jalan poros. Sedangkan titik api berada diseberang kanal, yang berjarak hanya sekitar 15 meter.

Di rumah itu, Jiun tinggal bersama istri dan dua orang anaknya yang masih kecil. Namun sejak terjadi kebakaran lahan, istri dan anaknya terpaksa diungsikan.

"Istri dan anak-anak saya ungsikan ke rumah suadara yang jauh dari lokasi kebakaran," sebut Jiun saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Kamis.

Namun dia mengaku masih tetap bertahan di rumah untuk mengantisipasi api merembet ke rumah dan kebun sawit miliknya seluas empat hektare.

"Saya harus jaga rumah dan kebun. Kalau tak dijaga takutnya terbakar nanti. Kalau kebun saya, saat ini masih aman. Mudah-mudahan gak ikut terbakar lah," ujar pria asal Medan ini.

Baca juga: Kebakaran Lahan di Riau Berdekatan dengan Kebun Sawit Perusahaan, Penyebab Diselidiki

Selain khawatir rumahnya terbakar, Jiun juga mengaku khawatir dengan dampak kabut asap terhadap kesehatan anaknya. Karena kondisi kabut asap semakin parah sejak kebakaran meluas.

"Asapnya parah hingga masuk ke rumah. Kadang anak-anak sesak nafas dan matanya merah berair. Jadi mau tak mau harus diungsikan dulu. Anak-anak warga lainnya juga gitu," tuturnya.

Jiun mengatakan, titik api mulai muncul pada Jumat (28/6/2019) lalu. Dia mengaku tidak tahu apa penyebabnya. Hingga saat ini, api terus meluas melahap kebun sawit warga.

"Kalau sekarang kebakaran makin meluas. Luas lahan yang terbakar ada sekitar 200 hektare, mau lebih," sebut Jiun.

Sejak munculnya titik api, dia hampir setiap hari bersama warga berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya.

Namun, upaya tersebut tak berhasil karena lahan yang terbakar tanah gambut yang mudah terbakar.

"Kalau saya dari awal terbakar sudah ikut matikan api sama warga. Bahkan sampai jam 1 malam kami kerja pakai mesin pompa air milik PT Jatim Jaya Perkasa. Mesin punya masyarakat juga ada," kata Jiun.

Bahkan, tambah dia, warga terpaksa tidur bergantian untuk memantau api tersebut.

Berusaha padamkan api

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com