Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Depan Pemkot Bandung Uji Coba Jalur Satu Arah di Jalan Sukajadi

Kompas.com - 04/07/2019, 17:13 WIB
Agie Permadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan Kota Bandung dan Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung akan melakukan uji coba rekayasa lalu lintas satu jalur Sukajadi-Setiabudi selama sepekan pada 11 Juli-18 Juli 2019.

Rekayasa lalu lintas ini dilakukan guna mengurangi volume kepadatan yang kerap terjadi di jalur tersebut.

Berdasarkan data dari Satlantas Polrestabes Bandung, nanti Jalan Sukajadi dari arah  Jalan Eyckman menjadi satu arah sampai Jalan Sukajadi-Jalan Setiabudhi.

Jalan Sukawangi tidak bisa lurus masuk ke Jalan Dr Sutami dan dibelok ke kanan ke Jalan Sukajadi. Apabila kendaraan mengarah ke Jalan Sutami, masuk dari Jalan Karang Sari-Sukajadi dan belok ke kiri ke Jalan Dr Sutami seterusnya.

Jalan Bungur dari arah bawah mengarah ke Jalan Dr Sutami menjadi satu arah dari Sukajadi-Bungur sampai dengan Bungur-Dr Sutami. 

Baca juga: RK Sebut Menteri BUMN Sepakat Perbaiki Jalan di Bandung Barat yang Dikeluhkan Bupati

Kendaraan dari arah timur Jalan Dr Sutami tidak bisa belok ke kiri Jalan Bungur dan diluruskan ke Jalan Dr Sutami.

Jalan Setiabudhi dari arah utara disatuarahkan dari Setiabudi-Sukajadi sampai dengan Setiabudi-Cipaganti.

Selain itu, Jalur Cipaganti juga direkayasa yang semula kendaraan mengalir dari arah bawah Jalan Cipaganti mengarah Jalan Setiabudhi menjadi satu arah dari atas Jalan Setiabudhi-Cipaganti sampai dengan Cipaganti-Pasteur.

Wakasatlantas Polrestabes Bandung Bayu Catur Prabowo mengatakan, rekayasa kawasan Jalan Sukajadi ini sangat penting dilakukan. Sebab, berdasarkan pengecekan di lapangan, kepadatan kerap terjadi di waktu-waktu tertentu.

"Misalnya dari siang sampai malam hari dan pola kepadatan ini tak pernah berubah sehingga upaya pihak kepolisian dan pemerintah daerah dalam hal ini Dishub kami coba rekayasa dengan merubah jalur di Sukajadi yang tadinya dua arah menjadi satu arah," kata Bayu, di Taman Sejarah Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/7/2019).

"Kemudian nanti jalur arah ke Kota Bandung bisa melalui Jalan Cipaganti dan Jalan Cihampelas, itu rekayasa sementara yang akan kami lakukan," kata dia.

PKL dan tempat parkir

Penyebab kepadatan di Jalan Sukajadi ini bukan hanya volume kendaraan yang bertambah di jalur tersebut, tapi juga ada faktor lain, seperti pedagang kaki lima (PKL) dan tempat parkir yang dinilai mengurangi kapasitas jalan itu sehingga tidak maksimal.

"Penyebab lain ada beberapa simpang yang jadi crossing di kawasan tersebut, kemudian adanya PKL yang memenuhi badan jalan, ada tempat parkir yang mengurangi kapasitas jalan sehingga kawasan Sukajadi kalau dilihat dari IP (Istana Plaza) Pasir Kaliki sampai ke Sukajadi, ini sangat kecil sekali," ujar dia.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kota Bandung untuk kembali mengevaluasi faktor-faktor penyebab kepadatan tersebut sehingga jalur kawasan tersebut bisa dimaksimalkan sebagaimana mestinya.

"Beberapa ruas jalan saat ini digunakan untuk parkir memang sudah ada izinnya, memang diperbolehkan untuk parkir, tapi kami akan evaluasi karena sekali lagi jalur utama diupayakan tidak ada parkir sama sekali," kata dia.

"Untuk parkir bisa masuk ke lokasi yang sudah ditentukan atau ke tempat parkir yang disediakan oleh tempat makan, usaha atau perkantoran, selebihnya jalan dimaksimalkan untuk jalan," kata dia.

Baca juga: Polisi Beri Pendampingan untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang Jadi Korban Pelecehan ASN di Bandung

Berkaca pada Jalan Dr Djunjunan atau Jalan Pasteur yang menjadi jalur pintu masuk dan keluarnya ke Kota Bandung, di sepanjang jalur ini kendaraan dilarang untuk parkir. Menurut Bayu, upaya ini bisa membantu kelancaran kendaraan yang melalui jalur tersebut.

Rekayasa Jalur Sukajadi ini pun akan berdampak pada jalur lain, seperti Jalur Pasteur-HOS Tjokroaminoto, dan jalur-jalur kecil lain yang diprediksi terjadi peningkatan kendaraan. 

"Karena peningkatan kendaraan dari arah Cipaganti, Ciumbuleuit ini akan mengarah ke Pasteur-Tjokroaminoto apabila akan mengarah ke Lembang," ujar dia.

Tempatkan personel di titik macet

Meski begitu, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut dengan menempatkan personel Satlantas dan Dishub Kota Bandung di titik-titik rawan kemacetan.

"Di situ akan kami manfaatkan personel yang ada, sedangkan ruas jalan terkait perubahan di situ ada rambu-rambu lalu lintas yang direncanakan Dishub dan penempatan personel dari dishub dan kepolisian," kata dia.

Namun, titik pasti penempatan personel masih diperhitungkan. Nanti disampaikan kepada publik.

"Hasil perhitungan ada dari Dishub karena itu sistem. Kami tak berdasarkan situasi di lapangan, tapi berdasarkan hasil evaluasi perhitungan di lapangan yang dimasukkan sistem yang dimiliki Dishub," kata dia.

Kasi Manajemen Transportasi Dinas Perhubungan Kota Bandung Sultoni mengatakan, rekayasa uji coba ini akan mulai dilakukan pada 11 Juli 2019.

Baca juga: HUT Bhayangkara, Warga yang Lahir Tanggal 1 Juli Gratis Urus SIM di Polres Bandung

"Tanggal 11 Juli dimulainya sampai 18 Juli untuk uji coba kemudian dievaluasi," kata Sultoni.

Sebelum dilakukan uji coba, pihak Dishub Kota Bandung tengah memperhitungkan rekayasa jalan tersebut dengan menggunakan aplikasi pembebanan jalan atau Vissim. 

Penggunaan aplikasi itu dengan cara memasukan sejumlah data, misalnya data volume kendaraan di Jalan Sukajadi di waktu sibuk, eksisting Jalan Cipaganti dan Cihampelas, dan survei pengguna jalan. Hasil tersebut akan diaplikasikan pada uji coba nanti.

"Tapi yang namanya perencanaan berandai-andai, jadi nanti kalau satu arah seperti apa itu namanya ouput model Vissim. Nanti kelihatan kinerja seperti ini, misal tertundanya di persimpangan ini dan lainnya. Sebelum uji coba, kami input dulu dan hasilnya seperti ini. Setelah uji coba hasil di lapangan nanti seperti apa akan dievaluasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com