"Beberapa ruas jalan saat ini digunakan untuk parkir memang sudah ada izinnya, memang diperbolehkan untuk parkir, tapi kami akan evaluasi karena sekali lagi jalur utama diupayakan tidak ada parkir sama sekali," kata dia.
"Untuk parkir bisa masuk ke lokasi yang sudah ditentukan atau ke tempat parkir yang disediakan oleh tempat makan, usaha atau perkantoran, selebihnya jalan dimaksimalkan untuk jalan," kata dia.
Baca juga: Polisi Beri Pendampingan untuk Anak Berkebutuhan Khusus yang Jadi Korban Pelecehan ASN di Bandung
Berkaca pada Jalan Dr Djunjunan atau Jalan Pasteur yang menjadi jalur pintu masuk dan keluarnya ke Kota Bandung, di sepanjang jalur ini kendaraan dilarang untuk parkir. Menurut Bayu, upaya ini bisa membantu kelancaran kendaraan yang melalui jalur tersebut.
Rekayasa Jalur Sukajadi ini pun akan berdampak pada jalur lain, seperti Jalur Pasteur-HOS Tjokroaminoto, dan jalur-jalur kecil lain yang diprediksi terjadi peningkatan kendaraan.
"Karena peningkatan kendaraan dari arah Cipaganti, Ciumbuleuit ini akan mengarah ke Pasteur-Tjokroaminoto apabila akan mengarah ke Lembang," ujar dia.
Tempatkan personel di titik macet
Meski begitu, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut dengan menempatkan personel Satlantas dan Dishub Kota Bandung di titik-titik rawan kemacetan.
"Di situ akan kami manfaatkan personel yang ada, sedangkan ruas jalan terkait perubahan di situ ada rambu-rambu lalu lintas yang direncanakan Dishub dan penempatan personel dari dishub dan kepolisian," kata dia.
Namun, titik pasti penempatan personel masih diperhitungkan. Nanti disampaikan kepada publik.
"Hasil perhitungan ada dari Dishub karena itu sistem. Kami tak berdasarkan situasi di lapangan, tapi berdasarkan hasil evaluasi perhitungan di lapangan yang dimasukkan sistem yang dimiliki Dishub," kata dia.
Kasi Manajemen Transportasi Dinas Perhubungan Kota Bandung Sultoni mengatakan, rekayasa uji coba ini akan mulai dilakukan pada 11 Juli 2019.
Baca juga: HUT Bhayangkara, Warga yang Lahir Tanggal 1 Juli Gratis Urus SIM di Polres Bandung
"Tanggal 11 Juli dimulainya sampai 18 Juli untuk uji coba kemudian dievaluasi," kata Sultoni.
Sebelum dilakukan uji coba, pihak Dishub Kota Bandung tengah memperhitungkan rekayasa jalan tersebut dengan menggunakan aplikasi pembebanan jalan atau Vissim.
Penggunaan aplikasi itu dengan cara memasukan sejumlah data, misalnya data volume kendaraan di Jalan Sukajadi di waktu sibuk, eksisting Jalan Cipaganti dan Cihampelas, dan survei pengguna jalan. Hasil tersebut akan diaplikasikan pada uji coba nanti.
"Tapi yang namanya perencanaan berandai-andai, jadi nanti kalau satu arah seperti apa itu namanya ouput model Vissim. Nanti kelihatan kinerja seperti ini, misal tertundanya di persimpangan ini dan lainnya. Sebelum uji coba, kami input dulu dan hasilnya seperti ini. Setelah uji coba hasil di lapangan nanti seperti apa akan dievaluasi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.