Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irigasi Jebol dan Musim Kemarau, Petani di Cianjur Terancam Menganggur

Kompas.com - 04/07/2019, 13:21 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Ribuan petani di wilayah Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terancam menganggur.

Sebab, musim kemarau yang diprediksi masih akan terus berlangsung ditambah dengan kondisi irigasi yang rusak membuat mereka tidak bisa tanam padi pada musim tanam berikutnya.

Para petani di wilayah itu sendiri saat ini tengah memanen padi, kendati hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

“Biasanya bisa dapat 8 ton per hektare, tapi sekarang paling 4-5 ton, hampir 50 persen turunnya. Soalnya sejak dua bulan lebih sawah sudah tak dapat air karena irigasi jebol dan sekarang kemarau,” kata Ajun (60), petani asal Kampung Gudang, Desa Cihaur, kepada Kompas.com, Kamis (4/7/2019).

Baca juga: Warga Diimbau Tidak Bakar Sampah Selama Musim Kemarau

Dengan kondisi kekeringan seperti sekarang ini, lanjut dia, ia dan petani lainnya tidak bisa berbuat apa-apa di musim tanam berikutnya.

“Rencananya setelah panen ini mau coba ke palawija, seperti kacang kedelai, tapi lihat kondisi seperti sekarang ini tidak ada air sama sekali, percuma saja jadinya, ya sudah dibiarkan saja dulu,” sahut Imas (52), petani lainnya.

Petani berharap, pemerintah dan pihak terkait secepatnya memperbaiki bendungan irigasi Cikondang yang jebol sejak Januari lalu agar lahan persawahan bisa kembali mendapatkan suplai air.

“Selama itu belum diperbaiki, sawah pasti sulit dapat air, tidak bisa cuma mengandalkan hujan karena belum tahu juga hujan turun lagi kapan di sini, sekarang saja sudah kering di mana-mana,” ungkap Engkos Kosasih (57), petani asal Desa Cimanggu, Cibeber.

Sementara, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Susukan Gede Kecamatan Cibeber, Rahmat Fauzi menyebutkan, ada 1.007 hektare sawah yang tersebar di sembilan desa yang terdampak kekeringan saat ini.

“Untungnya banyak yang sudah masuk masa panen. Namun, jika kondisinya terus seperti ini (tidak ada pasokan air ke sawah), musim tanam berikutnya bisa-bisa menganggur semua, petani tidak bisa tanam apapun, apalagi padi,” tutur dia.

Rahmat menyebut, ada 3.650 petani yang selama ini menggantungkan pasokan air untuk mengairi lahan pesawahan mereka dari jaringan irigasi Sungai Cikondang tersebut.

“Sejak jebol praktis pengairan sawah tergantung pada hujan. Namun, sekarang sudah kemarau dan sawah-sawah sudah tak lagi mendapatkan air,” ujar dia.

Sebelumnya, Camat Cibeber, Ali Akbar menyebutkan, perbaikan bendungan Irigasi Cikondang yang rusak pada Januari lalu itu baru akan dimulai pada 2021.

Baca juga: Kemarau, Warga di Cianjur Terpaksa MCK di Sungai

“Informasinya sudah masuk anggaran dan sedang dalam tahap perencanaan, nilainya sekitar Rp10-15 miliar. Namun, akan mulai dikerjakan oleh pihak PU Propinsi Jawa Barat di 2021 mendatang,” sebut Ali.

Menurutnya, kondisi irigasi rusak sangat berdampak ke sektor pertanian karena hampir semua lahan sawah di wilayah Cibeber mengandalkan pasokan air dari saluran irigasi peninggalan zaman Belanda itu.

“Terlebih sekarang sudah masuk musim kemarau. Karena itu, kami saat ini tengah mengerjakan pembuatan sodetan untuk mengatur mengalirkan air sungai ini ke sawah-sawah,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com