Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perburuan di Lereng Gunung Slamet, Libatkan 7 Anjing dan Bergerak dari 3 Titik

Kompas.com - 03/07/2019, 20:16 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Khairina

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Perburuan babi hutan yang menyerang lima warga, satu di antaranya tewas di Desa Windujaya dan Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, hingga Rabu (3/7/2019) petang belum membuahkan hasil.

"Perburuan babi hutan sampai saat ini masih nihil," kata Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas Ady Chandra, saat dihubungi Rabu petang.

Perburuan tersebut, kata Ady, dilakukan tim gabungan dari berbagai unsur masyarakat.

Baca juga: Korban Serangan Babi Hutan Ternyata 5 Orang, Ini Kronologi Lengkapnya

 Perburuan juga melibatkan tujuh ekor anjing terlatih milik warga Dusun Semaya, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, kawanan anjing tersebut melacak keberadaan babi hutan dari lokasi penyerangan pertama di Desa Windujaya. Anjing kemudian bergerak menaiki daerah perbukitan.

Ady menjelaskan perburuan dilakukan di titik berbeda di kawasan hutan sekitar lereng selatan Gunung Slamet. Tim gabungan dibagi ke perbukitan Gunung Malang, Igir Alang, dan sebelah utara Bukit Cendana.

Baca juga: 7 Fakta Babi Hutan Serang Warga di Banyumas, 1 Meninggal hingga Libatkan Anjing Peliharaan

"Perburuan tersebut bertujuan untuk menggiring babi hutan ke Batu Bedil. Wilayah Batu Bedil merupakan jalur sering dilalui kawanan babi hutan, di lokasi tersebut juga ada orang yang stand by," ujar Ady.

Ady mengatakan berdasarkan hasil pantauan pada Rabu siang, di Batu Bedil ditemukan sejumlah jejak tapak babi hutan. Namun dia belum dapat memastikan apakah jejak tersebut merupakan tapak babi hutan yang menyerang warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com