Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 100 Ribu Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan

Kompas.com - 03/07/2019, 16:06 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Dampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, terus meluas.

Tercatat, sudah 14 kecamatan yang sudah mengalami krisis air bersih dengan jumlah penduduk yang terdampak lebih dari 100 ribu jiwa. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, sampai saat ini tercatat hampir semua atau 18 kecamatan terdampak kekeringan.

Baca juga: Gunungkidul Alami Lahan Puso Terparah Tahun Ini Akibat Kekeringan

Namun demikian, untuk yang terparah dan sudah mendapatkan bantuan air bersih baik dari BPBD maupun masing-masing kecamatan ada 14 kecamatan.

"Total jiwa yang terdampak kekeringan ada 105.234 jiwa warga dari 14 kecamatan terdampak kekeringan," katanya saat dihubungi Kompas.com. Selasa (2/7/2019).

Adapun rinciannya, Kecamatan Girisubo 21.592 jiwa, Paliyan 16.978 jiwa, Purwosari 4032 jiwa, Rongkop 9902 jiwa, Tepus 12.441 jiwa, Ngawen 3032, Ponjong 2411 jiwa, Semin 1192 jiwa, Patuk 2962 jiwa, Semanu 1968 jiwa, Panggang 8986 jiwa, Gedangsari 3448 jiwa, Tanjungsari 11.186 jiwa, dan Kecamatan Nglipar 5100 jiwa.

"Untuk Kecamatan Saptosari, Playen, Wonosari, dan Karangmojo ada beberapa RT yang terkenada dampak kekeringan. Misalnya di Wonosari di Desa Wunung disana SPamdes nya bermasalah jadi membutuhkan bantuan air bersih," ucapnya.

Baca juga: Dilanda Kekeringan dan Musibah Tanggul Jebol, Produksi Padi di Cianjur Anjlok

Dijelaskannya, tidak semua wilayah terdampak kekeringan di-droping bantuan air bersih dari BPBD. Hanya enam kecamatan yakni Purwosari, Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan dan Panggang yang diberikan bantuan air bersih.

Untuk sisanya, diberikan bantuan air bersih masing-masing kecamatan.

"Untuk sementara droping air bersih dilakukan dari kecamatan jika anggaran mereka habis mungkin mengajukan ke kami. Selain itu banyaknya bantuan dari pihak ketiga mengurangi droping air dari pemerintah," katanya. 

Agar tidak tumpang tindih bantuan, sudah ada koordinasi terkait dengan pelakanaan penyaluran bantuan air bersih dengan kecamatan. Selain itu, berkoordinasi terkait lokasi yang dituju, karena geografis berat.

Menurut dia, potensi bertambahnya desa maupun jiwa yang terdampak kekeringan masih sangat mungkin seiring datangnya puncak musim kemarau. 

Camat Tanjungsari Rakhmadian Wijayanto mengatakan, dari 5 desa yang ada sudah mengalami kekeringan. Meski demikian, di wilayahnya terdapat PDAM sehingga hanya di wilayah yang memiliki geografis tinggi yang memerlukan droping air bersih.

"Semuanya sudah terdampak kekeringan," katanya. 

 

 

 

 

 

 

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com