Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Jabat Tangan Wanita Berhijab dengan Paus Fransiskus, Sebut Muslim dari Indonesia hingga Mimpi yang Jadi Nyata

Kompas.com - 03/07/2019, 08:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

Saat bersalaman dan berdialog dengan Paus, Dewi mengenalkan dirinya adalah Muslim dari Indonesia.

“Beliau (Paus) katakan iya dan akan mendoakan. Dalam perkenalan, saya katakan bahwa saya Muslim dari Indonesia,” ujarnya.

“Kesan bertemu kedua, saya lebih berbahagia lagi karena untuk kedua kali juga saya bisa sedikit menyampaikan sesuatu. Saya merasa mendapat berkah luar biasa ketika didoakan,” ujarnya.

Baca juga: Toleransi Tinggi, Desa Balun Dijadikan Model Demokrasi Pancasila

4. Dipercaya berlajar studi dialog lintas agama

Dewi berkesempatan ke Vatikan untuk kedua kali setelah mendapat beasiswa dari pemerintah Vatikan melalui Dewan Kepausan.

Dewi mendalami tentang dialog lintas agama selama enam bulan di Vatikan, Roma. Di hari terakhir studi, dirinya pun berkesempatan untuk bertemu dengan Paus Fransiskus. Saat itu, Dewi meminta Paus turut mendoakan bagi perdamaian dunia.

“Saya saja yang salaman kala itu. Saya perkenalkan diri saya kepada Paus dan saya minta beliau doakan untuk saya dan untuk perdamaian dunia. Ini bukan kali pertama saya berjabat tangan dengan beliau, ini yang kedua,” katanya.

Baca juga: Pesan Idul Fitri Risma: Jaga Toleransi, Perkuat Persatuan dan Kesatuan

5. Foto salaman dengan Paus jadi viral, ini harapan Dewi

Ilustrasi media sosialTHINKSTOCKS/IPOPBA Ilustrasi media sosial

Dewi menjelaskan, pengalaman bertemu Paus Fransiskus membuatnya semakin yakin bahwa Indonesia adalah negara yang cinta damai.

Fotonya saat berjabat tangan dengan Paus pun segera beredar luas di media sosial. Masyarakat luas mengapresiasi momen tersebut sebagai salah satu bentuk sikap kerukunan agama. 

Sementara itu, menurut Dewi, dialog lintas agama yang dilakukannya tidak saja berkumpul dan mengobrol.

Namun, lebih dari itu, hidup bersama saling menghargai tanpa mempermasalahkan latar belakang agama.

“Indonesia itu, meski saya masih muda, saya yakin aslinya adalah akur dan rukun,” ujarnya.

Baca juga: Melihat Toleransi Umat Beragama di Timika saat Idul Fitri

Sumber: KOMPAS.com (Nazar Nurdin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com