Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris di Ponorogo, 3 Tahun Tak Pulang Klaten hingga Diduga Gabung Kelompok Solo

Kompas.com - 02/07/2019, 19:45 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap BTK (42), terduga teroris asal Klaten, saat perjalanan menuju Ponorogo, Jawa Timur, pada hari Minggu (30/6/2019).

Dari keterangan sejumlah saksi, BTK ditangkap di jalan alternatif Wonogiri-Ponorogo, tepatnya di Jalan Raya Sampung, Desa Pohijo, Ponorogo.

Densus dengan berpakaian preman mencegat mobil Avanza yang dikendarai BTK seorang diri.

Sementara itu, BTK dikenal sebagai sosok supel dan ahli ilmu agama di warga di sekitar rumah kontrakannya. BTK diduga terlibat jaringan kelompok teroris Solo.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Densus hadang BTK di tengah jalan

Petugas berjaga di sekitar lokasi penggerebekan terduga teroris di jalan raya Desa Pohijo, Sampung, Ponorogo, Minggu (30/6/2019).Antaranews Petugas berjaga di sekitar lokasi penggerebekan terduga teroris di jalan raya Desa Pohijo, Sampung, Ponorogo, Minggu (30/6/2019).

Berdasar keterangan salah satu saksi mata, Sugianto, mobil Avanza milik BTK dicegat dengan mobil dan sepeda motor milik Densus di Jalan Raya Sampung.

Setelah itu, tim Densus meminta keluar BTK dan menyuruhnya bertiarap da diborgol oleh Densus. Aksi penangkapan tersebut sempat menjadi tontonan warga sekitar.

Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Radiant membenarkan adanya kejadian penangkapan terduga teroris tersebut.

"Iya benar, ada penangkapan,” katanya.

Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci informasi tentang pria yang sempat diamankan tim Densus.

Baca juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Asal Klaten di Ponorogo

2. Densus minta warga hapus rekaman penangkapan

Ilustrasi media sosialViewApart Ilustrasi media sosial

Saat terjadi penangkapan terduga teroris oleh Densus di Jalan Raya Sampung, Ponorogo, sejumlah warga sempat merekamnya.

Namun, setelah penangkapan usai, Densus mendatangi warga yang merekam dan memintanya untuk menghapus rekaman tersebut.

"Ada beberapa warga yang tadi sempat mengambil gambar saat penggerebekan terjadi. Namun kemudian mereka didatangi petugas dan diminta untuk dihapus," kata Sugianto, saksi mata.

Baca juga: Polri Pantau Aktivitas Mantan Napi Teroris yang Bebas Bersyarat dari Lapas Sukabumi

3. BTK dikenal sebagai sosok supel

Warga beraktivitas di depan rumah kontrakan BTK yang ditangkap tim Densus 88 karena dugaan keterlibatan jaringan teroris di Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/6).Antaranews Warga beraktivitas di depan rumah kontrakan BTK yang ditangkap tim Densus 88 karena dugaan keterlibatan jaringan teroris di Ponorogo, Jawa Timur, Minggu (30/6).

BTK (42) dikenal ramah dan suka berinteraksi dengan warga lingkungan sekitar kontrakan yang dia tinggali.

"Bagus. Interaksinya bagus, di mana ada kegiatan sosial di masyarakat dia juga ada. Kerja bakti dia juga ikut kerja bakti," kata Zaenudin, Ketua RT di Perumahan Grisimay, Kecamatan Siman, Ponorogo, Senin (1/7/2019).

Ia mengatakan BTK sudah 3 tahun tinggal di perumahan tersebut. BTK sendiri berasal dari Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Ponorogo Dikenal sebagai Tokoh Agama

4. Dikenal ahli ilmu agama

Ilustrasi Densus 88: Densus 88 mengepung teroris di sebuah rumah di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jabar, Rabu (8/5/2013).AFP PHOTO / USEP USMAN NASRULLAH / PIKIRAN RAKYAT Ilustrasi Densus 88: Densus 88 mengepung teroris di sebuah rumah di Kampung Batu Rengat, Desa Cigondewah Hilir Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jabar, Rabu (8/5/2013).

BTK yang tinggal bersama istri dan empat anaknya di Ponorogo ternyata dikenal sebagai sosok yang baik, agamis, dan aktif berkomunikasi dengan warga sekitar.

"Aktivitasnya juga biasa. Pagi berangkat, sore pulang seperti warga lain. Kerja pada umumnya. Kalaupun pergi, paling dia besuk ke rumah orangtuanya sana," tutur Zaenudin.

Selain itu, BTK juga dikenal sebagai tokoh agama karena memiliki ilmu agama yang lebih dari warga lainnya.

"Kami sungguh tidak menyangka beliau ditangkap karena dugaan terlibat jaringan terorisme. Sebab selama ini perilakunya baik, biasa saja tidak ada tanda-tanda yang aneh-aneh," ucapnya.

Baca juga: Polisi Tangkap 5 Terduga Teroris Kelompok Jamaah Islamiyah

5. Sudah lebih dari 3 tahun tak pulang ke Klaten

Kepala Desa (Kades) Kemudo, Hermawan Kristanto di Kantor Kelurahan Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Kepala Desa (Kades) Kemudo, Hermawan Kristanto di Kantor Kelurahan Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019).

BTK tercatat sebagai warga Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

"Sudah tiga tahun terakhir (BTK) tidak pulang ke Klaten," kata Kepala Desa Kemudo Hermawan Kristanto ditemui di Kantor Kepala Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (2/7/2019).

Hermawan mengatakan, BTK sampai saat ini masih tercatat sebagai warga Klaten, Jawa Tengah.

Hal itu dibuktikan dengan salinan kartu keluarga (KK) yang tersimpan di Kelurahan Kemudo.

BTK merupakan warga Sukoharjo. Namun, sejak menikah dengan DS pada 2008 silam, BTK menetap di Klaten.

"Sehari-hari tidak bekerja. Kalau istrinya (DS) jualan pakaian dan peralatan rumah tangga keliling desa," ungkapnya.

Baca juga: Terduga Teroris yang Ditangkap di Ponorogo Sudah 3 Tahun Tidak Pulang ke Klaten

Sumber: KOMPAS.com (Labib Zamani, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com