Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Warga di Cianjur Terpaksa MCK di Sungai

Kompas.com - 02/07/2019, 17:31 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Bencana kekeringan yang tengah melanda sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membuat warga mengalami krisis air bersih.

Warga terpaksa memanfaatkan air Sungai Leuwi Jambrong untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK), seperti yang dilakukan warga Desa Cihaur dan Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Cianjur.

Hal tersebut sudah berlangsung sebulan terakhir untuk mendapatkan air bersih.

Pantauan Kompas.com Selasa (2/7/2019) pagi, di sungai yang terletak di Kampung Legok, Desa Cihaur, Cibeber itu, sejumlah warga sedang melakukan aktivitas mencuci pakaian dan mandi.

Baca juga: Masuk Musim Kemarau, 1.007 Hektar Sawah di Cianjur Terancam Kekeringan

 

Saat pulang, beberapa dari mereka terlihat membawa ember berisi air.

“Mau bagaimana lagi, terpaksa mandi dan nyuci di sini (sungai) karena sumur tidak ada airnya, kering,” tutur Holisoh (55), warga Kampung Pesanggrahan kepada Kompas.com, Selasa.

Untuk menjangkau sungai tersebut, warga terjauh harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer dan terdekat 1,5 kilometer.

“Sehari bisa dapat 12 ember. Pagi hari enam ember dan sore enam ember, untuk persediaan malam hingga besok pagi,” sahut Atikah (55), warga Kampung Legok.

Senada, Mina Nurhayati (30) mengaku, sudah sebulan lebih sumur di rumahnya kering. Ia pun terpaksa menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi, masak dan mencuci.

Namun, ia mengaku kadang terpaksa harus membeli air galon jika kondisi air sungai keruh.

Dalam sehari, ia membeli empat galon air bersih untuk kebutuhan mandi dan memasak.

“Segalon harganya Rp 7.000 berikut ongkosnya. Tapi, kalau sedang tidak punya uang, ya terpaksa kembali pakai air sungai,” ucap dia.

Baca juga: Di Persidangan, Kabid SMP Disdik Cianjur Akui DAK Fisik untuk Beli Mobil dan Motor

Ketua RW 002 Desa Cimanggu, Cibeber, Jaji Rusmendi (65) menyebutkan, kesulitan warganya untuk mendapatkan kebutuhan air bersih sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir.

Selain karena musim kemarau, sebut dia, juga imbas dari jebolnya bendungan irigasi Cikondang.

“Sumur, kolam dan empang sekarang sudah tidak ada airnya,” kata Jaji.

Pihaknya berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah dan para pihak terkait untuk meringankan beban warganya yang tengah mengalami krisis air tersebut.

“Kasihan, mereka harus bolak-balik ambil air ke sungai,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com