Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacitan KLB Hepatitis A, Ini Pesan Kemenkes

Kompas.com - 02/07/2019, 17:16 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit Hepatitis A yang mewabah di Pacitan, Jawa Timur, masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebanyak 957 orang terkena penyakit yang menyerang organ hati ini.

Hepatitis merupakan proses peradangan sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini dapat menular dari satu orang kepada orang lain.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyampaikan, virus Hepatitis A termasuk family picornaviridae genus hepatovirus yang merupakan RNA (ribonucleic acid atau asam ribonukleat) virus.

"Kejadian luar biasa (KLB) terjadi dengan pola common source," kata Anung saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/7/2019) sore.

Cara penularan

Anung menjelaskan, common source umumnya terjadi dari pencemaran air minum, makanan yang tidak masak dengan baik, makanan tercemar, kebersihan individu dan lingkungan yang buruk.

Baca juga: Ini 5 Cara Agar Terhindar dari Penyebaran Wabah Hepatitis A

Selain itu, penularan dapat melalui fekal-oral atau masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman yang tercemar tinja penderita Hepatitis A.

"Virus ditemukan pada tinja dan mencapai puncak 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala dan berkurang secara cepat setelah timbulnya gejala disfungsi hati yang timbul bersamaan setelah munculnya sirkulasi antibodi HAV (Hepatitis A Virus) dalam darah," ujar Anung.

Masa inkubasi virus ini selama 15-50 hari atau rata-rata 28 hari.

Infeksivitas atau masa penularan maksimal terjadi pada separuh masa inkubasi dan berlanjut setelah timbul warna kekuningan di mata.

Gejala

Anung mengatakan, terdapat beberapa gejala penyakit ini, antara lain:

  • Demam
  • Anoreksia (tidak nafsu makan)
  • Ganguan saluran pencernaan
  • Ikterus (gangguan perut dan mata tampak berwarna kuning)
  • Lemah dan lesu (malaise)

Penanganan

Orang yang positif terkena virus hepatitis harus mendapatkan penanganan medis dengan baik untuk kesembuhan dan mencegah penularan ke orang lain.

Baca juga: 6 Fakta KLB Hepatitis A di Pacitan yang Harus Diketahui, Penyebab dan Antisipasinya

"Tidak ada pengobatan khusus, hanya terapi supportif saja dan diutamakan meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat dan makan makanan yang bergizi," papar Anung.

Bagi anak-anak yang mengalami demam, terlebih dengan ciri-ciri ikterus, sebaiknya tetap berada di rumah dan tidak usah pergi ke sekolah.

Pencegahan

Anung mengatakan, pencegahan dapat dilakukan dengan cuci tangan menggunakan sabun secara benar.

"Terutama pada lima saat kritis, seperti sebelum makan, sebelum mengolah dan menghidangkan makanan, setelah buang air besar dan air kecil, setelah mengganti popok bayi, serta sebelum menyusui bayi," kata Anung.

Selain itu, usahakan membuang tinja di jamban yang bersih.

Memastikan air bersih yang tak terkontaminasi juga menjadi satu hal yang harus diperhatikan, khususnya di wilayah Pacitan yang saat ini terjadi musim kemarau sehingga kekurangan suplai air bersih.

Anung berpesan kepada masyarakat Pacitan di daerah outbreak untuk menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, tidak mengkonsumsi makanan secara sembarangan, serta cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

"Segera ke fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan apabila merasa lemah, lesu, panas badan, pusing, air kencing berubah warna seperti teh, serta mata kuning," ujar dia.

Anung juga mengimbau masyarakat yang akan bepergian ke wilayah Pacitan untuk memastikan kondisinya tetap sehat dan berperilaku sehat.

"Sebaiknya membawa minuman sendiri yang sudah dipastikan kebersihan dan dimasak. Kalau harus makan masakan yang ada di daerah outbreak pastikan yang sudah dimasak, dan cuci tangan sebelum makan," lanjut Anung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com