Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kekeringan, BPBD NTB Siapkan Sumur Bor hingga Dropping Air Bersih

Kompas.com - 02/07/2019, 13:21 WIB
Karnia Septia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan berbagai langkah antisipasi menghadapi musim kemarau tahun 2019.

Kalak BPBD NTB, Ahsanul Khalik menyebutkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya antisipasi memasuki musim kemarau tahun ini yang diprediksi akan berdampak pada kekeringan.

"Jangka panjang, kita melakukan penanaman pohon di berbagai lokasi di Kota  dan  Kabupaten Bima, kemudian membangun waduk-waduk baru untuk penampungan air," katanya saat dihubungi, Senin (1/7/2019).

Air waduk ini, kata Khalik, nantinya bisa dipakai untuk air pertanian dan menahan air yang langsung turun dari bukit-bukit yang ada di Bima. Sehingga apabila terjadi curah hujan yang besar dan lama, tidak terjadi banjir.

Baca juga: Kemarau Diperkirakan Lebih Panjang, Warga Diminta Waspada Kekeringan

Selain waduk, di beberapa Kabupaten dan Kota juga telah membangun sumur bor. Terutama di wilayah-wilayah yang menjadi langganan kekeringan.

"Tapi tentu jumlahnya masih kurang karena sebaran wilayah kekeringan cukup luas, di hampir semua wilayah (NTB) kecuali Kota Mataram," kata Khalik.

Khalik menambahkan, untuk jangka pendek BPBD telah menguatkan koordinasi dengan kabupaten/kota untuk memetakan wilayah dan menetapkan sistem pendistribusian air bersih.

"Kita juga komunikasi dengan NGO, PDAM, TNI - POLRI, Dinas SOSIAL dan lainnya untuk menyiapkan peralatan dan personel. Mana kala nanti kabupaten/kota tidak mampu mengatasi sendiri, maka kita semua sudah siap," katanya.

Baca juga: Pipa dan Ban Dalam Bekas Disulap Jadi Pompa Air Non-listrik untuk Atasi Kekeringan

Khalik mengatakan baru bertemu dengan Ketua PMI NTB, untuk menanyakan kesiapan peralatan dan personel PMI. 

"Di sana ada 20 mobil tangki yang setiap saat nanti akan kita pakai untuk pendistribusian air bersih bagi masyarakat terdampak. Dan tentu kita akan bagi sesuai Kabupaten/kota yang ada," kata Khalik.

Hari tanpa hujan (HTH) berlangsung lebih panjang

Sebelumnya BMKG memprediksi ancaman kekeringan akibat musim kemarau di NTB. Hari Tanpa Hujan (HTH) di beberapa wilayah di NTB berlangsung cukup panjang.

Pulau Sumbawa hampir merata Hari Tanpa Hujan antara 30 - 60 hari. Bahkan ada wilayah yang mengalami HTH antara 30 - 70 Hari.

Sementara di pulau Lombok HTH terjadi antara 20 - 30 Hari. Kecuali Lombok Bagian selatan bisa HTH-nya antara 30 - 60 hari.

Baca juga: Antisipasi Kekeringan, Pemkab Jombang Bor Sumber Air Baru di 4 Desa

BMKG menyebutkan sudah terdapat HTH dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari) yang terpantau di Lombok Timur (Labuhan Pandan, Sakra Barat), Sumbawa Barat (Jereweh), Sumbawa (Alas Barat, Lape), Bima (Sape, Lambu, Palibelo Teke, Parado), dan Kota Bima (Raba).

"Kita berharap masyarakat dengan segenap perangkat Desa dan Dusun agar memperhatikan dengan baik masalah kekeringan ini beberapa bulan ke depan. Karena masalah kekeringan juga bisa menimbulkan berbagai masalah sosial kemasyarakatan," tutup Khalik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com