Selama ini, kata Bustomi, sendang Sumberbeji tidak masuk dalam kewenangan institusi pengairan. Namun, adanya aliran air dari Sumberbeji membuat wilayah itu bisa secara mandiri memenuhi kebutuhan air sawah.
"Selama ini bukan di wilayah kewenangan kami. Tapi dari situ, pengairan sangat terbantu karena pertanian di sana bisa memenuhi kebutuhan air secara mandiri," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/7/2019).
"Kami kemarin sudah mengecek ke lokasi. Air dari sana memang digunakan untuk mengairi sawah lewat saluran tersier, luasnya bisa 7 sampai 10 hektar. Harapan kami fungsinya untuk pengairan bisa dipertahankan," kata Bustomi melanjutkan penjelasannya.
Baca juga: Situs Purbakala Ditemukan di Jombang, Pemkab Tunggu Rekomendasi BPCB
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BCPB) Jawa Timur, Nugroho Harjo Lukito, melakukan peninjauan ke lokasi penemuan situs di Sumberbeji pada Senin (1/7/2019) kemarin.
Dari pengamatan awal, terdapat struktur bangunan dari bata kuno membentuk saluran air atau parit dengan tipe tertutup. Pada bagian atas, lubang antar sisi memang terlihat sempit.
Menurut Nugroho, bangunan tersebut dibangun di masa lampau untuk melindungi dan mengalirkan air dari sumber air alami. Sumber air yang keluar diprediksi memiliki debit cukup besar.
"Kalau sumber airnya di sini, besar sepertinya ya karena bisa mengairi sawah lebih dari 7 hektar," katanya.
Baca juga: Selain di Mojokerto, Bata Kuno Era Majapahit Ditemukan di Jombang
BPCB, ujar Nugroho akan melakukan observasi dan penelitian di lokasi penemuan situs di dasar sendang Sumberbeji Jombang, pada Selasa (2/7/2019) ini.
Hingga pukul 12.00 WIB, proses observasi masih dilakukan BPCB Jatim.
Pada Senin kemarin, tim dari BPCB didampingi petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jombang, meninjau lokasi penemuan situs di Dusun Sumberbeji tersebut.
Namun, akibat situs yang berada di dasar sendang dan tergenang air, observasi oleh para arkeolog tidak bisa dilakukan.
Sebagaimana diberitakan, struktur bata kuno ditemukan di dasar sebuah sendang di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Ukuran bata kuno yang terstruktur sebagai saluran irigasi tersebut, memiliki kemiripan dengan bata kuno peninggalan era kerajaan Majapahit. Hal itu tampak dari ketebalan, panjang serta lebar bata.
Baca juga: Penemuan Bata Kuno di Pakis Mojokerto, Diduga Kawasan Keraton Majapahit
Penemuan berawal saat warga melakukan bersih-bersih sendang Sumberbeji dari lumpur dan sampah, pada Minggu (30/6/2019) pagi.
Dari proses pembersihan lumpur dan sampah, terlihat jelas adanya bangunan mirip saluran irigasi dengan material bata kuno.
Panjang struktur diperkirakan sekitar 5 meter dengan kedalaman dari dasar sendang, sekitar 3 meter.
Sementara, temuan struktur bata kuno tersebut diperkirakan pada kedalaman 2 meter dari permukaan tanah.