Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/07/2019, 18:55 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah kasus burung rangkong yang mati ditembak warga beredar di media sosial, kali ini beredar foto yang menampilkan dua orang sedang menguliti macan dahan.

Foto itu beredar di Facebook pada Sabtu (29/6/2019). Tindakan kedua orang ini memunculkan keprihatinan dari publik.

Alasannya, hewan tersebut merupakan satwa langka yang dilindungi undang-undang sehingga tindakan tersebut merupakan perbuatan melanggar hukum.

Akun Facebook "Animal Stories Indonesia" menyebut tindakan orang tersebut sadis, dan mengunggah foto dengan narasi macan tersebut dibunuh untuk dipamerkan oleh dua orang yang ada dalam foto yang beredar.

"Dengan bangganya dia pamerkan seakan-akan itu adalah sebuah prestasi untuk dapat menghabisi nyawa hewan yang dilindungi. Semoga manusia ini cepat tertangkap karena keberadaannya membahayakan lingkungan & masyarakat. Hanya sosok PSIKOPAT yang mampu memamerkan kesadisannya tanpa merasa bersalah," tulis akun Animal Stories Indonesia.

Unggahan ini pun mendapatkan respons sebanyak 717 orang dan telah dibagikan 554 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

Penelusuran KLHK

Informasi ini telah diketahui oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Ditjen Penegakan Hukum KLHK Sustyo Iriyono mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran.

Informasi awal, orang yang ada dalam foto tersebut adalah TKI yang bekerja di Serawak, Malaysia.

"Indikasi awal yang bersangkutan (pemilik akun Regae Fals Uyee) adalah TKI yang bekerja di Perusahaan Perkayuan di Sibu, Serawak, Malaysia," ujar Sustyo.

Menurut Sustyo, saat ini pihak KLHK masih terus mengurus dan melacak pergerakan pelaku.

"Info sementara hal tersebut di-upload dan pemilik akun berada di wilayah bukan yurisdiksi Indonesia," ujar Sustyo.

Ia menjelaskan, macan dahan terdiri dari dua jenis, yakni Neofalis Diardi Diardi yang endemik di Pulau Sumatera dan Neofalis Diardi Borneensis yang endemik di Pulau Kalimantan.

Sementara, hewan yang dikuliti dalam foto yang beredar merupakan jenis Neofalis Diardi Borneensis.

Sustyo menyebutkan, jika pelaku ditemukan dan ada bukti tindakan pelanggaran di wilayah yurisdiksi Indonesia, maka akan dilakukan proses hukum.

"Bisa juga diproses hukum di Indonesia apabila ditemukan barang bukti, misalnya kulit macan dahannya dibawa pulang ke Indonesia," ujar Sustyo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com