Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau Diperkirakan Lebih Panjang, Warga Diminta Waspada Kekeringan

Kompas.com - 01/07/2019, 13:24 WIB
Karnia Septia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan terjadi kemarau panjang dan potensi kekeringan di beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Prakirawan Iklim BMKG Stasiun Klimaologi Lombok Barat Restu Patria Megantara menjelaskan, kondisi iklim terkini di NTB pada dasarian 3 Juni 2019, seluruh wilayah NTB tidak pernah diguyur hujan.

BMKG menyebutkan, hari tanpa hujan (HTH) di wilayah Pulau Lombok bagian Tengah dan Selatan umumnya dalam kategori menengah (11-20 hari).

Sedangkan Pulau Lombok bagian utara umumnya dalam kategori sangat panjang (31-60 hari) dan di Pulau Sumbawa umumnya dalam kategori Sangat Panjang (31-60 hari).

Baca juga: BMKG: Puncak Musim Kemarau Terjadi pada Bulan Agustus

BMKG menyebutkan sudah terdapat HTH dengan kategori kekeringan ekstrem ( lebih60 hari) yang terpantau di Lombok Timur (Labuhan Pandan, Sakra Barat), Sumbawa Barat (Jereweh), Sumbawa (Alas Barat, Lape), Bima (Sape, Lambu, Palibelo Teke, Parado), dan Kota Bima (Raba).

"HTH terpanjang tercatat di Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat dengan HTH 77 hari," kata Restu dalam keterangan tertulis, Minggu (30/6/2019).

BMKG menyebutkan peluang terjadinya hujan pada dasarian I Juli 2019 sangat kecil di seluruh wilayah NTB.

Kondisi dinamika atmosfer ENSO saat ini berada pada kondisi El Nino lemah, sementara itu kondisi suhu muka laut di sekitar perairan NTB menunjukkan kondisi yang lebih dingin dibandingkan dengan normalnya.

Baca juga: Fenomena La Nina, Dipole Mode, dan MJO, Tinggi Gelombang di Kepri Capai 5 Meter

Analisis angin menunjukkan angin timuran mendominasi di wilayah Indonesia. Pergerakan Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini tidak aktif di wilayah Indonesia.

"Kondisi tersebut menyebabkan mengurangi peluang terjadinya hujan di wilayah NTB," sebut Restu.

Waspada Kekeringan

Dengan akan masuknya periode puncak musim kemarau di NTB, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak kemarau panjang.

Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan seperti kekeringan, kekurangan air bersih dan potensi kebakaran lahan di sebagian besar wilayah NTB, khususnya di wilayah rawan kekeringan dan daerah dengan HTH di atas 60 hari.

BMKG menyebutkan beberapa wilayah di NTB yang rawan kekeringan seperti di Lombok Timur (Labuhan Pandan, Sakra Barat), Sumbawa Barat (Jereweh), Sumbawa (Alas Barat, Lape), Bima (Sape, Lambu, Palibelo Teke, Parado), dan Kota Bima (Raba).

Baca juga: Masuk Musim Kemarau, 1.007 Hektar Sawah di Cianjur Terancam Kekeringan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com