Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Karnaval Agustus, Perajin Topeng Jaranan Banjir Pesanan

Kompas.com - 30/06/2019, 21:31 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Rachmawati

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Menjelang Agustus, kesibukan Heru Suwaskito (48) dan Siti Rohmah (40), pasangan suami istri warga Dusun Kalijaring, Desa Kalikejambon, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bertambah padat.

Mereka membuat topeng seni jaranan yang seringi digunakan untuk pawai karnaval saat Agustusan. Jelang bulan Agustus, dalam waktu dua hari mereka bisa membuat 50 topeng.

"Bapaknya kan punya keahlian kaligrafi. Karena sepi akhirnya ganti membuat topeng jaranan ini," ungkap Siti Rohmah, saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (30/6/2019).

Baca juga: Cerita Perajin Kujang Batu Akik Karawang, Laris setelah Beri Harga Unik hingga Tembus Mancanegara

Siti Rohmah bercerita, dia dan suaminya sudah menggeluti profesi sebagai pembuat topeng sejak 10 tahun lalu.

Hampir setiap hari, ada perorangan maupun komunitas yang memesan produk karya tangan mereka.

Orderan paling banyak datang saat menjelang hingga bulan Agustus. Tak jarang, pasangan suami istri yang sudah dikaruniai dua anak ini harus berpacu dengan waktu untuk melayani konsumen.

"Ramainya (pesanan) sih waktu Agustus. Kan banyak karnaval dimana-mana. Kalau hari biasa, ada lah satu dua yang beli," ujar Rohmah.

Baca juga: Jelang Puasa, Perajin Bedug di Banyumas Kebanjiran Pesanan

Topeng jaranan yang dibuat Heru dan Rohmah berbahan dasar kayu randu. Pasutri ini membuat dua jenis topeng, yakni topeng ganongan dan topeng barongan untuk ukuran anak-anak dan orang dewasa.

Proses pembuatannya cukup rumit. Kayu randu utuh dipotong sesuai ukuran kepala, lalu dipahat membentuk karakter wajah.

Selanjutnya, pahatan kayu dicat dan ditambah ornamen seperti kain dan rambut dari hewan ternak.

"Kalau saya bagian ngecat wajah dan memasang ornamen. Yang lain bapaknya yang mengerjakan," tutur Rohmah.

Dalam waktu 2 hari, tambah Rohmah, ia dan suaminya mampu membuat 50 buah topeng. Selanjutnya, topeng tersebut diambil oleh pembeli atau distributor.

Baca juga: Ini Dia Supriyadi, Perajin Sepatu Langganan Para Crosser

Topeng jaranan yang dibuat oleh Heru dan Siti Rohmah, tidak hanya diminati pasar di wilayah Jombang. Produk mereka juga beredar ke daerah Nganjuk, Kediri, hingga ke Jember.

Untuk satu topeng, dihargai Rp 15.000 hingga Rp 70.000, tergantung jenis kayu dan ukurannya.

Berkat kemampuan membuat topeng kesenian tradisional, Rohmah mengaku mendapatkan pemasukan yang cukup untuk menopang ekonomi keluarganya, termasuk untuk membiayai sekolah kedua anaknya.

Sehari-hari, Heru bekerja sebagai sopir truk pengangkut material, sedangkan Siti Rohmah mengajar di sebuah PAUD di desanya.

"Ya lumayan lah, bisa nambah-nambah pendapatan. Paling banyak ya waktu musim karnaval, pasti banyak pesanan," kata Rohmah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com