Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Kura-kura Leher Ular Punah di Pulau Rote, Akibat Perburuan Liar hingga Dipulangkan dari Singapura

Kompas.com - 30/06/2019, 13:26 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

"Belajar dari kasus ini, BBKSDA NTT mengimbau dan mengajak seluruh lapisan masyarakat agar menjaga kelestarian kekayaan sumber daya alam yang ada di daerahnya dan mendukung langkah-langkah Pemerintah dalam upaya upaya Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem," kata Timbul.

WCS-IP adalah sebuah lembaga yang berdedikasi menyelamatkan hidupan liar serta tempat-tempat liar dengan cara memahami masalah-masalah kritis, menemukan solusi berbasis ilmu pengetahuan, dan mengambil tindakan konservasi yang menguntungkan alam dan manusia.

Baca juga: Viral Foto Berdiri di Atas Kura-kura, Dua Kepala Dinas Minta Maaf

4. Fasilitas tempat transit untuk kura-kura leher ular

Timbul Batubara mengatakan, fasilitas koloni asuransi merupakan tempat transit koloni satwa kura-kura yang lebih lengkap.

"Ini menjadi tonggak bagian sejarah dalam rangka upaya penyelamatan kura-kura leher ular rote. Fasilitas ini ada tempat karantina, ada pengembangbiakan, ada tempat habituasi, sebelum dilepasliarkan," ungkap Timbul kepada Kompas.com, Jumat (28/6/2019).

Timbul menjelaskan, satwa di NTT ini merupakan satu-satunya kura-kura leher ular genus Chelodina yang berada di luar dataran Papua-Australia dan masuk dalam daftar CITES.

"Kura-kura leher ular rote adalah satwa endemik ikonik Pulau Rote yang perlu untuk diperjuangkan kelestariannya dan dikembalikan kehabitat alaminya," ujar Timbul.

Baca juga: BBKSDA NTT Bakal Punya Fasilitas bagi Kura-kura Leher Ular asal Rote yang Nyaris Punah

5. Kura-kura didatangkan dari Singapura, ini alasannya...

Warga desa melepas 1.000 ekor kura-kura serta 20.000 ikan lele dan ikan mas ke Sungai Tempuran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/M Wismabrata Warga desa melepas 1.000 ekor kura-kura serta 20.000 ikan lele dan ikan mas ke Sungai Tempuran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Dalam beberapa bulan ke depan, kura-kura leher ular asal Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur ( NTT), akan dipulangkan dari Singapura.

"Inisiasi repatriasi kura-kura leher ular asal Rote Ndao dari Singapura ke Indonesia sudah dimulai dari sekarang," ungkap Timbul kepada Kompas.com, Sabtu (29/6/2019).

Batubara menjelaskan, jumlah kura-kura leher ular Rote di Singapura berdasarkan catatan WCS IP Singapura, berjumlah 26 ekor. Satwa-satwa tersebut merupakan hasil dari program breeding di Amerika dan Austria.

"Diharapkan pemulangan kura-kura kepala ular bisa dilakukan paling lambat akhir tahun ini, mengingat proses administrasi yang harus dilewati akan cukup memakan waktu," ujarnya.

Baca juga: Warga yang Lahir 1 Juli Dapat Tiket Kapal Laut Gratis ke 18 Pulau

6. Minta dukungan masyarakat dan pemerintah

Jajaran Subdit Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya baru saja menangkap ES, seorang tersangka kasus jual beli kura-kura jenis moncong babi asal Kabupaten Merauke, Papua.Kompas.com/Sherly Puspita Jajaran Subdit Sumber Daya Lingkungan (Sumdaling) Ditreskrimsus Polda Metro Jaya baru saja menangkap ES, seorang tersangka kasus jual beli kura-kura jenis moncong babi asal Kabupaten Merauke, Papua.

Timbu mengakui, usaha penyelamatan kura-kura leher ular tak akan berhasil tanpa dukungan masyarakat, khususnya masyarakat Rote Ndao.

Sementara itu, Timbul menuturkan, fasilitas tempat transit berfungsi sebagai tempat asuransi (menjaga) untuk koloni kura-kura rote yang nantinya akan direintroduksi ke alam liar.

Selain sebagai supply untuk reintroduksi ke alam, kura-kura yang ada akan difasilitasi dan tetap dijaga untuk mempertahankan eksistensi populasinya.

"Fasilitas ini merupakan yang pertama di Indonesia sebagai fasilitas untuk koloni asuransi spesies reptil yang keberadaannya sudah punah di alam," kata Timbul.

Baca juga: Ini Pengakuan 2 Kepala Dinas yang Fotonya Berdiri di Atas Kura-kura Viral

Sumber: KOMPAS.com (Sigiranus Marutho Bere)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com