Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Embun Beku Juga Terjadi di Gunung Gede Pangrango

Kompas.com - 30/06/2019, 11:22 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Fenomena frost atau embun yang membeku seperti es melanda kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Cianjur, Jawa Barat.

Fenomena alam seperti yang terjadi di Dieng, Gunung Bromo dan Gunung Semeru itu sebagaimana dikabarkan sejumlah pendaki lewat media sosial.

Penelusuran Kompas.com di lini masa, fenomena embun membeku di TNGGP itu seperti diunggah akun Instagram @mountnesia dan sebuah akun Facebook bernama Bobojong TNGGP.

Dalam video berdurasi 30 detik yang diunggah @mountnesia memerlihatkan tiga orang pendaki sedang bermain-main dengan embun es yang menutupi atap tenda mereka.

Baca juga: Momen Langka, Embun Beku di Bromo dan Semeru Diburu Wisatawan

Dalam keterangannya, video tersebut diambil Rabu (26/6/2019), berlokasi di Alun-Alun Suryakencana TNGGP.

Sementara tiga buah foto yang diunggah akun Bobojong TNGGP memerlihatkan kondisi rerumputan dan dedaunan yang diselimuti embun es.

Dalam keterangannya, foto yang diunggah Rabu (26/06/2019) itu juga diambil di lokasi Alun-Alun Suryakencana.

Kondisi tersebut diamini seorang pendaki asal Cianjur, Haikal Medina (18). Kendati tak mendapati embun es, namun ia mengaku melihat bekas-bekas embun es yang sudah mencair di rerumputan dan dedaunan di kawasan Alun-Alun Suryakancana.

“Sepertinya sudah mencair, tapi air minum di botol plastik yang saya bawa sempat membeku,” kata Haikal kepada Kompas.com, Minggu (30/6/2019).

“Kondisi cuacanya memang terasa lebih dingin dibanding biasanya. Saya baru turun dua hari lalu,” ucapnya.

Baca juga: Suhu Ekstrem Sebabkan Fenomena Frost Atau Embun Beku di Gunung Bromo dan Semeru

Humas Balai Besar TNGGP Ade Bagja menyebutkan, kondisi cuaca di dalam kawasan TNGGP saat ini sangat dingin.

“Karena suhunya dingin sekali jadinya embun-embun sempat membeku, mengkristal seperti es,” kata Ade kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, kemarin.

Untuk mengantisipasi dampak buruk dari cuaca ekstrem tersebut, pihaknya telah menerjunkan petugas untuk memantau kondisi cuaca dan aktivitas pendakian.

“Kepada pendaki untuk tidak mendirikan tenda di puncak gunung karena kondisi yang sangat dingin saat ini,” ujarnya.

Pihaknya pun mengimbau para pendaki yang akan melakukan aktivitas pendakian untuk melakukan persiapan secara matang, termasuk menyiapkan peralatan pendakian yang lengkap.

“Sejak di pos masuk selalu kita ingatkan kepada mereka terkait perlengkapan yang harus dibawa. Personal use-nya kita periksa, tenda, jaket, sepatu dan perlengkapan lainnya,” katanya.

Balai Besar TNGGP sendiri berencana akan menutup aktivitas pendakian selama sebulan penuh per 1 Agustus 2019.

“Karena Agustus diprediksi puncak kemarau. Di siang hari kering dan mudah terbakar, sementara malam harinya sangat dingin,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com