Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Identitas 12 Penumpang Helikopter TNI AD yang Hilang Kontak di Papua

Kompas.com - 29/06/2019, 17:49 WIB
Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TIMIKA, KOMPAS.com - Upaya pencarian helikopter jenis MI-17V5 milik TNI AD yang dilaporkan hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Jumat (28/6/2019) masih terus dilakukan.

Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi mengatakan, heli tersebut ditumpangi 12 orang yang terdiri dari 7 crew dan 5 anggota Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Yonif 725/WRG.

Identitas tujuh crew helikopter yaitu Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Ahwar (copilot), Kapten CPN Bambang, Serka Suriatna, Pratu Asharul, Praka Dwi Pur, dan Serda Dita Ilham.

Sedangkan lima anggota Pamta Yonif 725/WRG yakni, Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin, dan Prada Tegar Hadi Sentana.

Baca juga: Helikopter TNI AD Hilang Kontak Saat Muncul Awan Kumulonimbus

Sebelum dinyatakan hilang kontak, pesawat ini tengah mengemban misi pendorongan logistik ke pos-pos pengaman TNI di perbatasan RI-PNG wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang, di antaranya ke Distrik Okbibab dilanjutkan ke Distrik Oksibil.

Upaya pencarian masih terus dilakukan oleh pihak TNI dibantu oleh berbagai unsur yaitu Polres Pegunungan Bintang, Basarnas Provinsi Papua, relawan Masyarakat dan beberapa perusahaan penerbangan sipil.

"Upaya pencarian dilaksanakan baik dengan melalui jalur darat maupun dengan jalur udara," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/6/2019).

Baca juga: Kesaksian Warga, Heli TNI yang Hilang Kontak Masuk ke Gumpalan Kabut Tebal...

Untuk jalur udara, TNI telah mengerahkan dua unit helikopter Bell 412 milik penerbangan TNI AD dan pesawat CN235 milik TNI AU.

Untuk jalur darat telah dikerahkan satu SSK personel SAR gabungan terdiri dari unsur TNI, Polres Pegunungan Bintang, Basarnas Provinsi Papua dan sukarelawan masyarakat.

Selain itu juga dikerahkan unsur satuan kewilayahan guna mencari informasi melalui masyarakat.

Kendala utama yang dihadapi dalam upaya pencarian ini khususnya untuk jalur udara adalah faktor cuaca. Sepanjang hari di wilayah Oksibil tertutup kabut tebal dengan visibility yang sangat rendah hanya berkisar 10 meter hingga 50 meter.

Hal itu sangat membahayakan penerbangan.

"Hal ini menyebabkan pencarian lewat jalur udara untuk hari ini tidak dapat dilaksanakan secara maksimal," tuturnya.

Sementara untuk jalur darat terkendala dengan medan geografis yang sangat berat, kontur medan pegunungan dan jurang terjal dan tertutup dengan hutan lebat, sementara infrastruktur sangat terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com