Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdik Jateng Kaji Usulan Merger SMA yang Kekurangan Siswa akibat Sistem Zonasi

Kompas.com - 28/06/2019, 17:39 WIB
Slamet Priyatin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KENDAL, KOMPAS.com -Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sulistyo mengatakan pihaknya akan mengkaji dan mempelajari usulan Komisi X DPR RI supaya diberlakukan marger bagi sekolah yang kekurangan siswa.

Menurut dia, jika menyangkut administrasi dan aspek lainnya, maka berdasarkan sistem zonasi, sekolah yang kekurangan murid akan mendapat limpahan siswa dari sekolah yang kelebihan.

Hal ini menanggapi informasi ada beberapa SMA di Kendal yang kekurangan siswa. Salah satunya SMA Patean yang baru melakukan verifikasi pada 5 siswa dari kuota sebanyak 108 siswa.

“Jika SMAN Patean kekurangan siswa, nanti bisa mendapat limpahan siswa dari SMAN 1 Sukorejo yang kelebihan siswa,” kata Sulistyo, Jumat (27/06).

Sulistyo berharap SMAN Patean akan mendapat limpahan siswa yang banyak dari SMAN lainnya.

Baca juga: PPDB 2019, SMA Negeri di Kendal Ini Hanya Diminati 5 Siswa

Sama dengan Sulistyo, Kepala cabang XIII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah yang membawahi wilayah Kabupaten Kendal, Santoso, juga akan melakukan kajian terkait usulan komisi X DPR RI.

Memanfaatkan sekolah swasta

Menurut Santoso, di wilayah Sukorejo dan Patean yang jaraknya berdekatan memang ada tiga SMA negeri. Akibatnya, dengan adanya sistem zonasi ini, ada sekolahan yang kekurangan siswa.

“Sebenarnya sistem zonasi ini kan untuk pemerataan siswa, supaya siswa sekolahnya tidak jauh dari rumahnya dan menghilangkan sekolah favorit,” ujarnya.

Santoso, menambahkan diperlukan pemerataan sekolah, sehingga zonasi tidak merugikan siswa yang rumahnya jauh dari sekolah.

Pemerataan sekolah itu, tidak harus membuat sekolah negeri, tetapi bisa memaksimalkan sekolah swasta.

Dengan cara meningkatkan kualitas sekolah swasta tersebut supaya sejajar dengan sekolah negeri.

Baca juga: Pemkab Kendal Kekurangan 6.000 PNS Tetapi Belum Buka Formasi CPNS

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Kendal Sunarto mengatakan, pada prinsipnya sekolah disediakan untuk melayani masyarakat.

Ia berharap sistem zonasi bisa membuat anak – anak sekolah di sekolahan yang berdekatan dengan rumah siswa tersebut.

Soal marger, jelasnya, tidak ada persoalan sepanjang tidak merugikan siswa, misalnya sekolah menjadi jauh dari rumah siswa.

Seperti yang telah diinformasikan, Wakil ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih mengatakan akan melakukan evaluasi PPDB dengan menggunakan sistem zonasi.

Sebab ada sekolah di Kendal yang pada hari ke tiga pendaftaran PPDB kemarin, baru ada 5 siswa yang melakukan verifikasi.

Ia mengusulkan, bagi sekolah yang kekurangan siswa, bisa mungkin sekolah tersebut dijadikan satu atau di merger.

Baca juga: Sistem Zonasi PPDB, hingga Hari Ini Belasan SMPN di Kendal Masih Kekurangan Pendaftar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com