Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dalam Sejarah: Kereta Api Anjlok di Lembah Anai, Belasan Orang Tewas

Kompas.com - 28/06/2019, 09:09 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rangkaian kereta api batu bara yang mengangkut penumpang terjatuh di Lembah Anai, Sumatera Barat, hari ini 19 tahun yang lalu, tepatnya pada 28 Juni 2000.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, tujuh gerbong beserta satu lokomotif tergelincir ke Lembah Anai yang terletak di sebelah kiri lintasan kereta dan menewaskan belasan penumpangnya.

Lokasi kejadian terletak sekitar 2 kilometer dari pusat Kota Padangpanjang, Sumatera Barat.

Wali kota Padangpanjang kala itu, Yohanes Tamin, menyebut kecelakaan itu terjadi di Jembatan Tinggi yang memiliki ketinggian 25 meter dari permukaan sungai di kawasan obyek wisata air terjun Lembah Anai.

Kereta api ini merupakan milik PT Kereta Api Eksploitasi Sumatera Barat yang sebenarnya dioperasikan khusus untuk mengangkut batu bara.

Baca juga: Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987, Tanah Jakarta Berwarna Merah....

Sejak terjadi penutupan jalan di kawasan Silaiang Kariang ruas jalan Padang-Padangpanjang pada Selasa 27 Juni 2000, pelajar dan PNS yang bermukim di sekitar sana dan harus menuju sekolah atau kantor diberi tumpangan kereta secara gratis sampai Jumat 30 Juni 2000.

Kereta gratis yang bisa ditumpangi masyarakat hanya beroperasi di jam-jam tertentu, yakni pukul 07.00, 10.00, 12.00, dan 16.00 WIB. Selain itu, setiap jam terdapat kereta yang diberangkatkan untuk mengangkut batu bara.

Sayangnya, calon penumpang tidak sabar untuk menanti jadwal pemberangkatan kereta penumpang sehingga menaiki kereta batu bara yang lebih cepat tiba dan diberangkatkan.

"Karena para calon penumpang tidak sabar menunggu kereta api angkutan penumpang pukul 12.00, mereka naik kereta api yang khusus mengangkut batu bara. Kereta api tersebut berangkat sekitar pukul 10.30 dari Stasiun Padangpanjang tujuan Padang," kata Yohanes.

Setibanya di Jembatan Tinggi yang memiliki kontur  jalan menurun, lima gerbong bagian depan terlepas dari rangkaian karena tidak terkendali. Gerbong-gerbong itu jatuh ke tebing yang ada di sebelah kiri lintasan.

Baca juga: Mengenang Tragedi Bintaro, Catatan Hitam dalam Sejarah Kereta Api..

Padahal di sana terdapat sejumlah penumpang pelajar dan PNS yang menumpang di atas tumpukan batu bara.

Tak lama, dua gerbong lainnya turut terjatuh karena terlepas dari lokomotif yang dipasang di bagian paling belakang.

Terakhir, bagian lokomotif pun ikut lepas kendali dan jatuh tak jauh dari lokasi jatuhnya gerbong-gerbong sebelumnya.

"Jadi, ada tiga lokasi tempat jatuhnya rangkaian kereta api itu. Korban meninggal ditemukan dalam keadaan terjepit dan tertimbun batu bara. Pencarian korban masih terus berlangsung, sembari menunggu alat berat dari Padang untuk mengangkat gerbong," ujar Yohanes.

Menurut dokumentasi Harian Kompas pada 30 Juni 2000, Direktur Operasi PT Kereta Api Indonesia Badrul Zaman mengatakan, jumlah penumpang diperkirakan sekitar 40 orang.

Sebanyak 35 orang ditemukan, yaitu 15 orang meninggal dan 20 orang luka berat/ringan. Saat itu, diduga masih ada sedikitnya lima orang yang tertimbun batu bara dan terimpit gerbong.

Jumlah korban pada 2 Juli 2000 disebut mencapai 19 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com