Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Infeksi Hepatitis A Bermula dari Jabat Tangan

Kompas.com - 27/06/2019, 23:53 WIB
Muhlis Al Alawi,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

PACITAN, KOMPAS.com — Jumlah warga yang suspek terinfeksi hepatitis A di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, hingga malam mencapai 824 orang. Dari jumlah itu, kasus yang paling banyak ditemukan warga tertular dari penderita yang terinfeksi sebelumnya.

"Lebih banyak penularan dari orang ke orang. Apalagi saat ini masih musim kunjung keluarga seusai lebaran. Saat ini masih syawalan dan suasana halalbihalal. Sehingga banyak yang kunjung sana dan kunjung sini," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr. Eko Budiono yang dihubungi Kompas.com, Kamis ( 27/6/2019) malam.

Baca juga: KLB Hepatitis A di Pacitan, 700-an Warga Terjangkit

Eko mengatakan, saat hendak mengambil makanan harus mencuci tangan sehingga terbebas dari infeksi. Bisa jadi saat berpegangan tangannya kemudian terinfeksi lalu memegang makanan.

"Setelah makanan kemudian masuklah virus tersebut," jelas Eko.

Tak hanya itu, faktor lain lantaran persoalan air dan makanan yang tercemar hepatitis A. Kondisi terbukti dari hasil pemeriksaan sumber air yang biasa diambil warga untuk kebutuhan hidup positif tercemar bakteri e-coli.

Menurut Eko, warga yang terinfeksi hepatitisi A awalnya mengalami gejala seperti kencing berwarna gelap, hilang nafsu makan, nyeri pada sendi, mual dan muntah. Selain itu riwayat pernah berada di daerah yang pernah ada warganya yang positif hepatitis A.

Eko menuturkan, hepatitis A kategori hepatitis ringan sehingga tingkat kematian paling rendah dengan skal 0,13 persen. Kendati demikian, jajarannya tidak boleh lengah.

"Selama virus belum hilang maka mengganggu kinerja tubuh. Bila menyerang anak maka tidak bisa bersekolah," katanya.  

Baca juga: Penderita Hepatitis A di Pacitan Terus Bertambah, Kini Jadi 824 Orang

Eko mengatakan, hepatitis A sudah ditemukan di lima kecamatan. Penderita hepatitis A yang paling banyak ditemukan dari kalangan orang dewasa rentang usia 20-40 tahun.

"Anak-anak juga ada. Bahkan ada balita berumur 22 bulan yang terkena," kata Eko.

Eko merincikan jumlah penderita hepatitis A yang terdeteksi di sembilan puskesmas hingga hari ini, puskesmas Sudimoro sebanyak 481 orang, Sukorejo 78 orang, Ngadirojo 137 orang, Wonokarto 37 orang, Tulakan 58 orang, Bubakan 17 orang, Tegalombo 4 orang, Arjosari 11 orang dan Ketrowonojoyo 1 orang.

Penanganan 824 orang yang terinfeksi, Eko mengatakan, penderita yang dirawat inap hanya yang kondisi badannya lemah. Sedangkan gejala masih ringan hanya disarankan perbaikan kualitas air, perilaku istirahat yang cukup.

"Total dirawat 80 orang di puskesmas dan rumah sakit," ungkapnya.

Baca juga: Cegah Hepatitis A, Dinkes Depok Imbau Anak-anak Bawa Bekal dari Rumah

Agar tak meluas, Eko meminta warga menerapkan pola hidup yang bersih. Seperti cuci tangan dengan sabun sebelum menjamah makanan dan sesudah dari kamar kecil.

Selain itu, memasak air hingga benar-benar mendidih. Bila memasak air hanya sampai airnya menjadi hangat maka virusnya tidak akan mati. Sementara bagi penderita yang positif hepatitis A diminta alat makan seperti sendok, gelas dan piring disendirikan.

Ia menambahkan, sejatinya warga diimbau tidak mengunjungi daerah-daerah yang warganya positif terinfeksi hepatitis A. Namun bila hal itu diterapkan akan dianggap berlebihan. Dengan demikian, warga hanya perlu cuci tangan sebelum menyentuh makanan yang hendak dimakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com