BANDUNG, KOMPAS.com – Di hadapan ribuan orang, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, berita hoaks kerap meresahkan.
Namun berita tersebut cepat tersebar. Karena struktur kalimat dan judul begitu meyakinkan, begitupun dengan fotonya.
“Bagaimana caranya membedakan berita itu hoaks atau bukan? Lihat di media besar. Buka Kompas.com, Detik.com, Liputan6.com, dan lainnya,” ujar Ridwan saat membuka bazar buku Big Bad Wolf di Kota Baru Parahyangan, Kamis (27/6/2019).
Jika benar terjadi, maka berita-berita tersebut pasti diberitakan media-media mainstream tersebut. Namun jika tidak, itu artinya hoaks.
Baca juga: Bagaimana Cara Menangkal Hoaks yang Beredar di Media Sosial?
“Kalau terima berita, jangan marah dulu. Cek dulu, benar tidaknya. Tidak mungkin kantor sebesar itu (media mainstream) tidak memuat berita sebesar itu. Jangan percaya juga foto, hari gini gampang diedit,” ungkapnya.
Berita hoaks, sambung pria yang kerap disapa Emil ini didukung oleh rakyat Indonesia yang senang mengobrol. Bahkan 80 persen penggunaan internet di Indonesia digunakan untuk chatting.
Bahkan survei dari Kepolisian RI menyebutkan, orang yang paling sering menyebarkan hoaks adalah ibu-ibu.
Salah satu cara untuk mengurangi hoaks adalah dengan meningkatkan kebiasaan membaca dan menulis.
“Biasanya orang malas baca gampang terpapar info hoaks,” tuturnya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Indonesia Bangsa Rumpi
Saat ini, budaya baca di Jabar sama halnya Indonesia, masih rendah.
Menurut survei Central Connecticut State University mengenai Most Literate Nations in the World, Indonesia menempati peringkat ke-60 dari total 61 negara, persis di bawah Thailand dan di atas Botswana.
UNESCO juga pernah mengungkapkan bahwa persentase minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,01 persen. Artinya dari 10.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang senang membaca.
“Pemprov Jabar sudah menyiapkan beberapa program. Salah satunya kolecer (kotak literasi cerdas),” ucapnya.
Bentuknya seperti kotak pos yang disebar di jalan maupun taman. Jadi, saat ada orang yang nongkrong atau lewat, ada alasan untuk berhenti dan membaca.
Baca juga: Ridwan Kamil Dapat Saran dari KPK soal Dana Hibah dan Bansos
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.