Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irigasi Cikondang Jebol, 1.007 Hektar Sawah Terancam Kekeringan

Kompas.com - 27/06/2019, 18:43 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Ribuan hektar lahan pertanian di wilayah Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terancam kekeringan menyusul jebolnya bendungan irigasi Sungai Cikondang.

Camat Cibeber, Ali Akbar menyebutkan, bendungan irigasi yang berlokasi di Kampung Irigasi, Desa Cikondang itu jebol sejak empat bulan lalu.

“Penyebabnya diduga terjadi penggerusan di bawah bendungan. Sehingga saat terjadi arus deras langsung hancur diterjang air bah,” kata Ali kepada Kompas.com di lokasi irigasi, Kamis (27/06/2019).

Pihaknya mengaku telah melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah daerah dan propinsi bahkan hingga ke pusat.

Baca juga: Baru Selesai Dikerjakan, 99 Meter Tanggul Irigasi Dirusak OTK

“Harapannya tentu bisa segera diperbaiki karena keberadaan irigasi ini sangat vital dalam mengatur pasokan air ke areal pesawahan di wilayah kami,” katanya.

Baru diperbaiki 2021

Disebutkan Ali, hampir semua lahan sawah di wilayah Cibeber mengandalkan pasokan air dari saluran irigasi tersebut.

“Sungai Cikondang ini merupakan urat nadi, ada 1.007 hektar sawah di sembilan desa yang pasokan airnya dari sini. Namun karena kondisinya hancur seperti ini praktis sawah hanya mengandalkan air hujan, namun sekarang sudah memasuki musim kemarau,” terang Ali.

Pihaknya sendiri saat ini tengah mengerjakan pembentukan sodetan di dekat lokasi bendungan irigasi yang hancur tersebut dengan melibatkan warga dari sembilan desa yang terdampak.

Baca juga: Air Luapan Kali Lamong Surut, Warga Harap Tanggul Jebol Segera Diperbaiki

“Ini sebagai langkah antisifasi menghadapi kekeringan di musim kemarau saat ini. Kalau tidak dibangun sodetan praktis areal pesawahan akan kering karena hujan sudah tidak lagi turun sejak sebulan terakhir ini,” katanya.

Terlebih, rencana perbaikan irigasi tersebut baru akan mulai dikerjakan oleh pihak PU Propinsi Jawa Barat pada 2021.

“Informasinya sudah masuk anggaran dan sedang dalam tahap perencanaan, nilainya sekitar Rp 10 miliar-Rp 15 miliar. Namun baru akan dikerjakan di 2021 mendatang. Karena itu kita bangun dulu sodetan,” ujar Ali.

Bergantung air hujan

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Susukan Gede Kecamatan Cibeber, Rahmat Fauzi menyebutkan ada 3.650 petani menggantungkan pasokan air untuk mengairi areal pesawahan dari saluran irigasi Sungai Cikondang.

Baca juga: Kemarau Datang Lebih Awal, 7.000 Warga Terdampak Kekeringan

“Selama ini irigasi Cikondang mengairi 1.007 hektar areal pesawahan di sembilan desa, yakni Desa Cikondang, Cipetir, Cihaur, Cimanggu, Cisalak, Mayak, Sukaraharja, Sukamaju dan Cibaregbeg,” ucapnya.

Sejak jebol, kata Rahmat pengairan sawah tergantung pada hujan. Namun musim kemarau saat ini menyebabkan areal pesawahan di Cibeber mulai mengering.

“Untungnya banyak yang sudah masuk masa panen. Namun untuk masa tanam selanjutnya praktis tidak bisa karena dipastikan air tidak ada. Mungkin akan berganti ke palawija,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com