Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Pasar Pawai Pakai Baju Adat ketika Pindah Boyongan

Kompas.com - 27/06/2019, 16:16 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

“Menghadapi emak-emak ini memang harus punya usus yang panjang, kalau tidak maka bisa sakit. Emak-emak itu kemampuan menawarnya sangat hebat. Mereka (mau pindah tapi) minta semua serba gratis, parkir gratis, sampah gratis, sampai Rp 500 saja di-enyang (ditawar),” kata Harsono, Ketua Pengelola Pasar Bela Beli Barteg, Suharsana.

Pasar baru yang mereka tempati dinamai Pasar Bela Beli Barteg (Barat Teteg). Nama ini diambil dari posisinya yang memang berada di sebelah Barat dari pintu rel kereta api Wates.

Kepindahan pasar tradisional Teteg Kulon merupakan salah satu bagian dari rencana pemerintah untuk merevitalisasi seluruh pasar tradisional yang ada di Kulon Progo.

Revitalisasi itu meliputi perbaikan hingga pemindahan ke lokasi yang baru.

Pasar-pasar yang bakal direvitalisasi itu di antaranya dinilai kumuh dan tidak nyaman, apalagi mengganggu kepentingan umum yang lain.

Baca juga: Ada di Purwokerto, Pasar Tradisional dengan Pengelolaan Terbaik di Indonesia

“Yang tidak memenuhi syarat yang kita pindah. Seperti, pasar kewan (hewan) yang umbyuk-umbyukan (terlalu padat) juga kita pindah. Pasar burung kita pindah,” kata Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo usai meresmikan pasar Barteg ini.

Pasar lain yang direvitalisasi

Ke depan masih akan ada lagi pasar yang perlu perbaikan maupun pemindahan. Selain Pasar Barteg, setidaknya ada beberapa pasar lain, seperti Pasar Glagah yang bakal kena pelebaran jalan maupun terkena pembangunan rel kereta api bandara.

Kemudian Pasar Burung, Pasar Clereng, pasar yang menuju kecamatan Lendah, Pasar Cangaan, dan Pasar Cublak di Kecamatan Girimulyo. Pasar dekso juga dijadwalkan renovasi.

Sedangkan Pasar Bendungan di Wates, belum lama ini pindah ke lokasi baru di Desa Bendungan.

Baca juga: Blusukan ke Pasar Tradisional dan Modern, Jokowi Cek Harga Beras

Peningkatan kualitas pasar diharapkan bukan hanya menjadikan pasar tradisional tempat belanja semata, namun sekaligus tempat hiburan. Pengembangan pasar pun memiliki konsepnya masing-masing.

Misal, pasar hewan dan pasar burung itu ada taman seperti kebun sehingga bisa untuk perlombaan burung ataupun hewan.

Sedangkan pada pasar Barteg ada tempat hiburan anak juga karaoke sebagai tempat hiburan modern. “Artinya ibunya belanja maupun jualan, anak bisa dititipkan (bermain) di sini,” kata Hasto.

Pemerintah tidak melakukan sendiri untuk mewujudkan kualitas pasar seperti ini. Pihak swasta pun tertarik untuk terlibat dalam mengelola pasar, seperti pada pasar Barteg ini.

“Pembangunan pasar ini (rencana) selesai pada 2022, harapannya di periodisasi saya,” kata Hasto.

Baca juga: Hari ke-6, Pencarian Legenda Persis Solo Ferry Anto Difokuskan ke Pantai Kulon Progo

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com