Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/06/2019, 13:26 WIB
Dendi Ramdhani,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Komisi V DPRD Jabar Abdul Hadi mengaku mendapat 36 laporan dari warga soal kecurangan dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (2019).

Abdul mengatakan, dalam laporan itu ditemukan adanya dugaan pemalsuan domisili dalam pelaksanaan PPDB.

"Ada temuan masyarakat juga 36 poin kami sampaikan (kepada Disdik) ada bukti kopiannya. Kami tak mempublikasikan (identitas) karena kasihan anak-anak ini," ujar Abdul saat ditemui di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kamis (27/5/2019).

Baca juga: PPDB Online, Banyak Siswa Belum Paham Input Data

Abdul pun meminta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta Satuan Polisi Pamong Praja untuk menyelidiki temuan itu. Jika benar, ia meminta Pendidikan untuk menyampaikan kepada pihak sekolah.

"Data hasil verifikasi itu oleh dinas sedang direkap, disampaikan kepada sekolah untuk persuasif meminta yang bersangkutan mengundurkan diri. Karena yang membuat diterimanya siswa di sekolah adalah kepala sekolah. Kepala sekolah butuh endorse hukum dari dinas dan itu sudah diberikan," tambahnya.

Sebelumnya, Tim Investigasi Domisili PPDB Jabar menemukan adanya kejanggalan dalam kartu keluarga (KK) pendaftar yang ingin bersekolah di SMAN 3 dan 5 Bandung.

Mereka menggunakan alamat di Jalan Sumatera No.42 Kota Bandung yang merupakan lokasi SMP Negeri 2 Bandung.

Ketua Tim Investigasi Domisili PPDB Jabar Heri Suherman mengatakan, tim menemukan ada delapan KK yang tinggal di alamat SMPN 2 Bandung.

"Kami kan minta keterangan, kita datangi ada yang tinggal di sana (SMPN 2). Ada juga yang KK-nya beralamat di sana, secara nyata enggak tinggal di sana, numpang alamat," kata Heri saat dihubungi, Rabu (26/6/2019) kemarin.

Baca juga: Kecewa Tak Diterima di SMPN Impian, Siswa SD Berprestasi Ini Bakar 15 Piagam

Dalam pemeriksaan itu, Heri memastikan hanya ada satu orang terdaftar di alamat SMPN 2 Bandung yang mengikuti PPDB tahun ini.

"Hanya satu orang pendaftar di SMAN 3 dan 5, yang tinggal di SMP 2. Tapi setelah kita cek, tidak tinggal di sana, hanya numpang KK," tutur dia.

Temuan lainnya yakni di rumah di Jalan Bali Nomor 15 A, Kota Bandung yang ditinggali 11 KK.

Namun, hasil pengecekan memastikan tidak ada anggota keluarga yang mendaftar dalam PPDB tahun ini.

Ia menegaskan, satu domisili tidak dilarang ditempati oleh banyak KK. Hanya saja, ketika dalam proses PPDB para pendaftar hanya memanfaatkan alamat tersebut untuk mendaftar.

Dia mengatakan belum mengevaluasi temuan di seluruh wilayah di Jabar sebab ia masih menunggu laporan dari berbagai daerah.

"Jadi belum semuanya tuntas. Kami masih menunggu," jelasnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com