Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bata Kuno di Mojokerto, Diduga Milik Bangsawan Majapahit hingga Benda Asal Dinasti Ming

Kompas.com - 26/06/2019, 13:59 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim arkeolog dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Trowulan, pondasi bangunan dari batu bata yang ditemukan di Dusun Pakis Kulon, Desa Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan bangunan seorang bangsawan di zaman Majapahit.

Wicaksono Dwi Nugroho, salah satu arkeolog, menjelaskan, dugaan tersebut berdasar pada struktur tumpukan bata dengan panjang hinggga 40 meter dan lebar 30 meter. Selain itu, adanya temuan benda-benda kuno zaman Dinasti Ming juga memperkuat dugaan para ahli.

Sementara itu, penemuan struktur bangunan yang diduga berasal dari zaman Majapahit juga ditemukan di Dusun Kedaton, Jombang, Jawa Timur.

Selain bata kuno, di lokasi penemuan juga ditemukan serpihan tengkorak manusia.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Diduga peninggalan bangsawan di zaman Majapahit

Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Trowulan Mojokerto, saat melakukan observasi di lokasi penemuan benda-benda kuno di Dusun Pakis Kulon, Desa Karang Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (24/6/2019).KOMPAS.com/HANDOUT Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur di Trowulan Mojokerto, saat melakukan observasi di lokasi penemuan benda-benda kuno di Dusun Pakis Kulon, Desa Karang Pakis, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Senin (24/6/2019).

Wicaksono membocorkan penjelasan terkait penemuan pondasi bangunan batu bata di Dusun Pakis Kulon, Mojokerto. Pondasi tersebut diduga kuat merupakan bangunan rumah, karena struktur tumpukan batu bata yang saling terhubung.

"Kami interpretasikan, bangunan ini pondasinya dari bata, dinding kayu, atapnya menggunakan genteng. Karena, cukup banyak fragmen tembikar genting yang kami temukan di sini," kata Wicaksono kepada Kompas.com, Selasa (25/6/2019).

Dilihat dari dimenasi struktur tumpukan bata dengan panjang hinggga 40 meter dan lebar 30 meter tersebut, Wicaksono meyakini lokasi itu dulunya merupakan bangunan elite. Selain itu, ada juga penemuan benda-benda kuno dari zaman Dinasti Ming.

"Ada temuan lepas berupa mangkuk (porselin keramik) dari abad Dinasti Ming yang berkaitan dengan rumah tinggal. Bisa dibilang (rumah ini) bukan dari masyarakat biasa, bisa saudagar atau bangsawan Majapahit. Dilihat dari luasan struktur dan penemuan lepas tadi," beber Wicaksono.

Baca juga: Bata Kuno di Mojokerto Diduga Bekas Permukiman Elite Bangsawan Majapahit

2. Para ahli harap akan segera melakukan eskavasi

Situs Pataan yang berada di Dusun Montor, Desa Pataan, Kecamatan Sambeng, Lamongan.KOMPAS.com / HAMZAH Situs Pataan yang berada di Dusun Montor, Desa Pataan, Kecamatan Sambeng, Lamongan.

Saat ini temuan situs purbakala tersebut masih dalam kajian pihak BPCB Jatim di Trowulan.

Pihaknya akan segera melaporkan temuan situs itu untuk bisa dilakukan ekskavasi lebih dalam.

"Jika kita analogi perbandingan dengan temuan lain di Trowulan, bangunan yang disusun dengan nat tanah liat, biasanya kita temukan di permukiman. Seperti di Sumur Upas, atau museum. Jika menggunakan nat bata gosok, itu merupakan bangunan monumental, seperti candi, gapura dan petirtaan," papar Wicak, sapaan akrabnya.

Baca juga: Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang Direncanakan Jadi Museum Terbuka

3. Tembikar genting dan porselen kuno juga ditemukan

Tim BPCB saat memeriksa penemuan benda purbakala struktur candi di Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/6/2019).Dok. Disparbud Kabupaten Kediri Tim BPCB saat memeriksa penemuan benda purbakala struktur candi di Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/6/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com