Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Ada Fatwa Haram, Turnamen PUBG di Pidie Aceh Tetap Digelar

Kompas.com - 25/06/2019, 19:39 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Para pemain gim PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) di Aceh masih enggan meninggalkan hobinya, kendati Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh telah mengeluarkan fatwa gim PUBG dan sejenisnya haram.

Bahkan, komunitas game online di wilayah Kabupaten Aceh Barat menggelar turnamen gim tersebut. Terlihat ratusan pemuda mengikuti turnamen yang digelar di salah satu warung kopi di Meulaboh, Sabtu (22/6/2019) lalu.

Panitia pelaksana Riko kepada wartawan mengatakan, turnamen PUBG tetap digelar karena persiapan kegiatan sudah jauh hari direncanakan, sebelum fatwa haram itu dikelurkan oleh MPU Aceh. Sehingga pihaknya tetap melaksanakan kegiatan yang memperebutkan hadiah senilai Rp 15 juta.

"Meski demikian, tidak ada niat kami untuk melanggar, apalagi menentang keputusan ulama di Provinsi Aceh. Ulama itu bagi kami adalah guru untuk diikuti, tidak ada niat kami untuk menentang fatwa tersebut," ujar Riko.

Baca juga: Razia PUBG di Aceh Utara Digelar Setelah Sosialisasi Fatwa Haram Sebulan

Namun tidak demikian dengan halnya Daus, penggila PUBG di Kabupaten Pidie. Niat menggelar turnamen pada awal Juli 2019 mendatang akhirnya batal. Pembatalan ini menurut Daus memang karena adanya larangan dan fatwa dari MPU.

“Ya, mau gimana kita harus ikuti aturan, meskipun bagi kami PUBG itu hanya sekadar hiburan, dan banyak juga sebenarnya sisi positif dari gim tersebut,” ujar Daus, Selasa (25/6/2019).

Sejak pekan lalu, Daus mengakui sudah didatangi oleh petugas satpol PP-WH Pidie yang meminta turnamen tersebut dibatalkan. Daus pun menyanggupinya.

“Hingga hari ini masih ada peserta yang ingin mendaftar tapi saya bilang ini dibatalkan. Peserta tidak kecewa, bahkan ada yang mengusulkan turnamen secara online saja, jadi bisa dilakukan di mana saja, mereka pun tidak meminta kembali uang pendaftaran yang sudah diberikan,” terang Daus.

Disebutkan Daus, jika aplikasi gim itu masih ada, susah juga untuk berhenti. Lain kondisinya kalau aplikasi itu tidak ada lagi, susah untuk diblokir.

"Mungkin ada ratusan ribu orang di Aceh yang main, bahkan jutaan pemainnya di Indonesia. Atau apa mungkin menghilangkan gadget, kalau gadget hilang mungkin gim bisa hilang,” tukasnya.

Kawal fatwa MPU

Sementara itu, sekitar 30 organisasi masyarakat (Ormas) yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pengawal Fatwa (AMPF) Ulama Aceh menyatakan siap mengawal fatwa haram gim PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG) dan sejenisnya yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.

Juru Bicara AMPF Ulama Aceh, Teuku Farhan, menuturkan jauh sebelum dikeluarkan fatwa haram oleh MPU Aceh, wacana melarang gim PUBG di Indonesia telah ada. Bahkan menurutnya, banyak negara yang melarang gim tersebut dimainkan. Seperti India, Irak, dan China.

Dalam temu wartawan bersama AMPF Ulama Aceh, disampaikan pernyataan sikap yang isinya antara lain mendukung dan mengawal Fatwa MPU Aceh terkait pelarangan gim PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) dan sejenisnya.

Baca juga: Ada Fatwa Haram PUBG, Komunitas Game di Aceh Kecewa

 

Mendorong dan meminta Pemerintah Aceh baik eksekutif maupun legislatif untuk menindaklanjuti fatwa MPU tersebut dalam menangani dampak buruk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) menyimpang, seperti kecanduan gim yang mengandung unsur kekerasan layaknya PUBG dan sejenisnya.

Pernyataan sikap lainnya ialah meminta Pemerintah Aceh untuk menerbitkan surat edaran dan sosialisasi terkait fatwa MPU Aceh yang mengharamkan permainan game online yang merusak mental generasi muda Aceh seperti PUBG dan sejenisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com