Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Jembatan Gantung Dibangun di Jabar, Anak-anak Tak Perlu Lagi Seberangi Sungai ke Sekolah

Kompas.com - 25/06/2019, 08:24 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) meluncurkan program bernama Jembatan Gantung Desa atau Jantung Desa.

Melalui program ini, DPMD segera membangun 20 jembatan gantung di sejumlah kabupaten dan kota Jawa Barat.

Kepala DPMD Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, pemilihan lokasi pembangunan jembatan gantung didasarkan skala prioritas.

Ada dua prioritas yang ditentukan DPMD Jawa Barat, yakni akses sekolah dan aktivitas ekonomi. Tujuan utama program Jantung Desa diluncurkan untuk mempermudah akses sekolah dan konektivitas antardesa.

“Aspek prioritas tinggi itu, kalau misalnya jembatan gantung sudah dibangun maka akses sekolah tidak terhambat. Ada juga, pertumbuhan ekonomi yang menghubungkan desa A dan desa B, itu yang kami prioritaskan,” kata Dedi di Bandung, Sabtu (22/6/2019).

Baca juga: Jembatan Gantung Ambruk, 40 Pemburu Babi Jatuh ke Sungai

Dengan menetapkan skala prioritas, DPMD Jawa Barat dapat menentukan 20 lokasi dari 84 lokasi yang diusulkan masyarakat.

 Lokasi yang akan dibangun jembatan gantung desa pada tahun ini terletak di tujuh daerah, yakni Sukabumi, Cianjur, Kuningan, Sumedang, Tasikmalaya, Majalengka, Garut, dan Subang.

Menurut Dedi, selain mengutamakan skala prioritas berdasarkan ajuan, pihaknya pun melakukan peninjauan langsung ke lokasi.

“Pencarian lokasi sebetulnya sudah masuk lewat usulan. Usulan ada yang masuk ke Pak Gubernur (Ridwan Kamil), ada yang lewat media sosial BPMD sendiri disertai dengan foto-foto. Sampai sekarang itu sudah ada 84 usulan. Dari 84 usulan ini, kita lakukan peninjauan lokasi,” katanya.

Baca juga: 4 Fakta Polisi Tewas Masuk Jurang, Menyalip di Jembatan Kayu hingga Pulang dari Pemakaman

Program Jantung Desa juga berupaya mengembangkan potensi wisata desa. Maka tidak heran apabila jembatan gantung yang dibangun via program Jantung Desa mempunyai desain menarik dengan warna-warna yang cerah.

Dedi mencontohkan salah satu jembatan gantung di Cirebon. Jembatan gantung tersebut, kata dia, mampu menyedot animo masyarakat untuk berkunjung, baik untuk berswafoto atau melakukan foto pranikah.

“Jembatan gantung desa sudah dijadikan warga sebagai tempat selfie dan bahkan prewedding dilakukan dengan latar belakang jembatan gantung desa. Itu bisa meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat,” ucapnya.

Dedi mengatakan, jembatan-jembatan yang akan dibangun ini tak luput dari sentuhan Ridwan Kamil. Ada sekitar enam tipe desain jembatan gantung desa yang didesain. Dari enam tipe ini, desa dipersilakan memilih.

Dedi menyatakan program Jembatan Gantung Desa atau Jantung Desa merupakan salah satu inovasi untuk merealisasikan visi misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Jabar Juara Lahir Batin.

Ada tiga hal utama yang ingin dicapai DPM-Desa dengan Jantung Desa, yakni meningkatkan ekonomi masyarakat desa, memperbaiki konektivitas antardesa, dan menekan biaya transformasi masyarakat desa.

“Jembatan gantung desa merupakan terobosan untuk meningkatkan konektivitas wilayah antar desa yang memiliki banyak kepentingan. Ujungnya adalah peningkatan ekonomi, efektivitas waktu dan efektivitas biaya. Mereka yang harus berkeliling sekian kilometer cukup menyeberang dengan waktu relatif singkat, mengangkut hasil pertanian tidak terlalu lama, ada efektivitas waktu dan biaya,” lanjutnya.

Dedi mengatakan, terdapat beberapa kendala dalam proses pembangunan desa. Salah satu kendala terbesar adalah minimnya akses menuju lokasi. Menurutnya, beberapa lokasi yang akan dibangun jembatan gantung tidak bisa dilewati kendaraan roda empat.

Situasi tersebut menghambat proses pengiriman bahan baku.

Guna menuntaskan kendala itu, DPM-Desa Jawa Barat berkolaborasi dengan masyarakat.

“Kondisi beberapa lokasi itu hampir tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Untuk membawa bahan harus menggunakan tenaga pemberdayaan atau tenaga padat karya. Bahan baku digotong sampai ke lokasi,” katanya.

Untungnya, kata Dedi, masyarakat menyambut pembangunan jembatan desa dengan antusias dan ikut terlibat dalam pelaksanaan jembatan gantung. Mereka bergotong royong membangun jembatan.

Guna menjaga kualitas jembatan gantung yang dibangun, DPM-Desa menggandeng beberapa tenaga pengawas profesional dan membentuk Satuan Tugas Pengawas Pelaksanaan Jantung Desa. Hal itu dilakukan agar program Jantung Desa berjalan sesuai rencana.

“Sudah kita lakukan dari bulan April sampai bulan Mei kemarin sudah ada pengawasan. Mengontrol kualitas dan di samping pengawas profesional, kita pun telah membuat regulasi tentang pelaksanaan pengawasan kegiatan Jantung Desa,” katanya.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul: 20 Jembatan Warna-warni akan Dibangun di Pelosok Jabar, Sekolah Tak Perlu Menyeberang Sungai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com