Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pria Tewas Dililit Ular Peliharaannya | Kisah Patra, Mantri yang Meninggal dalam Kesendirian di Pedalaman Papua

Kompas.com - 25/06/2019, 06:48 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berita tentang Jana, pria asal Desa Padasuka, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, yang tewas akibat dililit ular sanca kesayangannya menjadi sorotan pembaca.

Setelah melilit majikannya, ular sepanjang 3 meter tersebut kabur melalui saluran air. Menurut ketua RT setempat, warga berhasil menemukan ular tersebut dan membunuhnya.

Sementara itu, berita tentang fenomena suhu di bawah 0 derajat celsius juga menarik perhatian.

Wilayah Dieng, pada Senin pagi, tercatat minus 9 derajat Celsius. Akibatnya, embus es pun muncul lebih awal pada saat itu.

Berita meninggalnya seorang mantri kesehatan bernama Patra di pedalaman Papua juga menyita perhatian. 

Mantri Patra, sapaan akrabnya, meninggal karena kehabisan stok makanan dan obat-obatan saat bertugas di Kampung Oya di pedalaman Teluk Wondama, Papua. 

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Jana tewas dililit ular sanca kesayangannya

Ilustrasi ular sanca kembang.KOMPAS.com/M IQBAL FAHMI Ilustrasi ular sanca kembang.

Elah, istri Jana, baru mengetahui bahwa suaminya telah tewas pada hari Jumat (21/6/2019), sekitar pukul 13.00 atau setelah shalat Jumat.

Saat itu, salah satu anaknya yang hendak pergi ke jamban di belakang rumah, dibuat kaget setelah melihat sang ayah sudah meninggal dengan posisi tengkurap.

Tak jauh dari jasad Jana, anaknya melihat ular sanca hendak kabur melalui selokan air.

Diduga, Jana dililit saat sedang memandikan hewan kesayangannya itu di belakang rumahnya.

"Ular yang melilit sepanjang tiga meter," kata Elah di kediamannya, Minggu (23/6/2019).

Baca berita selengkapnya: Pria di Bandung Tewas Dililit Ular Sanca Peliharaannya Seberat 17 Kg

2. Kisah Patra, mantri kesehatan yang meninggal di pedalaman Papua

Foto Almarhum Mantri PatraAntaranews Foto Almarhum Mantri Patra

Pada awal Februari 2019, tanpa banyak kata, mantri Patra menyanggupi tugas yang diberikan kepadanya ke kampung yang tergolong terpencil, Kampung Oya di Distrik Neikere.

Saat itu, Patra dan seorang rekannya harus diterbangkan ke kampung itu dengan menggunakan helikopter. Patra ditugaskan selama tiga bulan di Kampung Oya.

Lokasi kampung yang terpencil, membuat kendaraan tidak bisa menjangkaunya. Butuh 3-4 hari berjalan kaki untuk sampai ke daerah tersebut.

Seharusnya, setelah tiga bulan akan ada petugas yang menggantikan Patra. Namun, hingga persedian makanan dan obat-obatan habis, helikopter yang menjemput Patra tak kunjung datang.

Pada 18 Juni, Patra pun meninggal dunia dalam kondisi sakit. Kematian mantri Patra itu pun segera menjadi sorotan sejumlah pihak.

"Patra adalah pahlawan bagi masyarakat di pedalaman Mairasi (nama suku di pedalaman Naikere). Sementara kami anak-anak negeri ini banyak yang jadi Yudas (murid yang mengkhianati Yesus)," kata Kepala Puskesmas Naikere, Tomas Waropen.

Baca berita selengkapnya: Kisah Mantri Patra, Meninggal dalam Kesendirian Saat Bertugas di Pedalaman Papua

3. Suhu Dieng mencapai minus 9 derajat celsius

Embun es menyelimuti tanaman kentang di kompleks Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (34/6/2019).KOMPAS.com/DOK UPT PENGELOLAAN OBYEK WISATA BANJARNEGARA Embun es menyelimuti tanaman kentang di kompleks Candi Arjuna, Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (34/6/2019).

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mengatakan, suhu udara yang rendah tersebut menyebabkan embun es muncul lebih awal sejak Minggu (23/6/2019) malam.

"Rekor baru, Minggu pukul 20.35 WIB sudah terbentuk embun es di lapangan sekitar Candi Arjuna Dieng," kata Aryadi, saat dihubungi Senin.

Aryadi mengatakan, embun es biasanya terbentuk menjelang pagi hari. Hal itu seiring dengan menurunnya suhu udara saat pagi dibanding saat malam hari.

Suhu udara terendah, lanjut Aryadi, terpantau Senin pukul 04.53 WIB. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan termometer di kompleks Candi Arjuna, suhu udara tercatat mencapai minus 9 derajat celsius.

Baca berita selengkapnya: Pagi Ini Suhu Dieng Mencapai Minus 9 Derajat Celsius, Embun Es Muncul sejak Malam

4. Temukan putri Ferry Anto, Tim SAR sesalkan berita hoaks

Satu dari dua korban hilang di Pantai Baru, Bantul, DIY, ditemukan di Pantai Trisik, Kulon Progo. Jaraknya sekitar 10 kilometer dar tempat awal dia hilang. Korban yang ditemukan adalah anak-anak berkelamin perempuan.KOMPAS.com/DANI J Satu dari dua korban hilang di Pantai Baru, Bantul, DIY, ditemukan di Pantai Trisik, Kulon Progo. Jaraknya sekitar 10 kilometer dar tempat awal dia hilang. Korban yang ditemukan adalah anak-anak berkelamin perempuan.

Pencarian Fery Anto Eko Saputro (34), mantan striker Persis Solo yang hilang di Pantai Baru, Srandakan Bantul, masih berlangsung di wilayah pantai Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memasuki hari ke-5 pencarian, tim SAR gabungan baru menemukan satu korban atas nama Fajrina Dwi Saputri (Freya), 7 tahun.

Bocah ini ditemukan di bibir Pantai Trisik, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Sabtu (22/6/2019) pagi lalu.

Sementara itu, petugas SAR menyayangkan beredarnya kabar bahwa Ferry telah ditemukan. Kabar tersebut beredar luas di media sosial.

Koordinator SRI Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko, memastikan bahwa kabar itu tidak benar.

“Sudah kami cek (waktu itu) nihil,” katanya.

Baca berita selengkapnya: Beredar Kabar Jenazah Mantan Striker Persis Ditemukan, SRI Susuri Semua Pantai Kulon Progo

5. Keracunan asap genset, dua orang meninggal dunia

Ilustrasi racun.Shutterstock Ilustrasi racun.

Kapolsek Bintuni Kota Iptu Herman mengatakan, tiga korban keracunan asap genset di Kompleks Pasar Sentral Kabupaten Teluk Bintuni, Jumat (21/6/2019) masih satu keluarga.

Menurut Kabid Humas AKBP Mathias Y Krey, ketiga korban ini ditemukan pertama kali oleh seorang tukang yang bekerja di rumah tersebut.

"Kecurigaan tukang ini, karena sejak pagi hingga siang rumah tersebut masih dalam tertutup rapat," kata Mathias, melalui pesan singkat, Sabtu (22/6/2019) siang.

Setelah sempat menjalani perawatan, dua korban bernama Musdalifa dan Andi Jalangkara akhirnya meninggal dunia.

"Jadi korban yang meninggal sudah dua orang, Musdalifa dan Andi Jalangkara Tri. Sedangkan Asri, yang statusnya sebagai Kepala Keluarga, kondisinya sudah membaik," kata Herman, saat dihubungi via telepon, Senin (24/6/2019) siang.

Baca berita selengkapnya: Korban Meninggal karena Keracunan Asap Genset di Bintuni Bertambah 1 Orang

Sumber: KOMPAS.com (Budy Setiawan, Dani Julius Zebua, Fadlan Mukhtar Zain, Rachmawati, Caroline Damanik)/Antara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com