KOMPAS.com - Berita tentang Jana, pria asal Desa Padasuka, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, yang tewas akibat dililit ular sanca kesayangannya menjadi sorotan pembaca.
Setelah melilit majikannya, ular sepanjang 3 meter tersebut kabur melalui saluran air. Menurut ketua RT setempat, warga berhasil menemukan ular tersebut dan membunuhnya.
Sementara itu, berita tentang fenomena suhu di bawah 0 derajat celsius juga menarik perhatian.
Wilayah Dieng, pada Senin pagi, tercatat minus 9 derajat Celsius. Akibatnya, embus es pun muncul lebih awal pada saat itu.
Berita meninggalnya seorang mantri kesehatan bernama Patra di pedalaman Papua juga menyita perhatian.
Mantri Patra, sapaan akrabnya, meninggal karena kehabisan stok makanan dan obat-obatan saat bertugas di Kampung Oya di pedalaman Teluk Wondama, Papua.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Elah, istri Jana, baru mengetahui bahwa suaminya telah tewas pada hari Jumat (21/6/2019), sekitar pukul 13.00 atau setelah shalat Jumat.
Saat itu, salah satu anaknya yang hendak pergi ke jamban di belakang rumah, dibuat kaget setelah melihat sang ayah sudah meninggal dengan posisi tengkurap.
Tak jauh dari jasad Jana, anaknya melihat ular sanca hendak kabur melalui selokan air.
Diduga, Jana dililit saat sedang memandikan hewan kesayangannya itu di belakang rumahnya.
"Ular yang melilit sepanjang tiga meter," kata Elah di kediamannya, Minggu (23/6/2019).
Baca berita selengkapnya: Pria di Bandung Tewas Dililit Ular Sanca Peliharaannya Seberat 17 Kg
Pada awal Februari 2019, tanpa banyak kata, mantri Patra menyanggupi tugas yang diberikan kepadanya ke kampung yang tergolong terpencil, Kampung Oya di Distrik Neikere.
Saat itu, Patra dan seorang rekannya harus diterbangkan ke kampung itu dengan menggunakan helikopter. Patra ditugaskan selama tiga bulan di Kampung Oya.
Lokasi kampung yang terpencil, membuat kendaraan tidak bisa menjangkaunya. Butuh 3-4 hari berjalan kaki untuk sampai ke daerah tersebut.
Seharusnya, setelah tiga bulan akan ada petugas yang menggantikan Patra. Namun, hingga persedian makanan dan obat-obatan habis, helikopter yang menjemput Patra tak kunjung datang.
Pada 18 Juni, Patra pun meninggal dunia dalam kondisi sakit. Kematian mantri Patra itu pun segera menjadi sorotan sejumlah pihak.
"Patra adalah pahlawan bagi masyarakat di pedalaman Mairasi (nama suku di pedalaman Naikere). Sementara kami anak-anak negeri ini banyak yang jadi Yudas (murid yang mengkhianati Yesus)," kata Kepala Puskesmas Naikere, Tomas Waropen.
Baca berita selengkapnya: Kisah Mantri Patra, Meninggal dalam Kesendirian Saat Bertugas di Pedalaman Papua
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mengatakan, suhu udara yang rendah tersebut menyebabkan embun es muncul lebih awal sejak Minggu (23/6/2019) malam.
"Rekor baru, Minggu pukul 20.35 WIB sudah terbentuk embun es di lapangan sekitar Candi Arjuna Dieng," kata Aryadi, saat dihubungi Senin.
Aryadi mengatakan, embun es biasanya terbentuk menjelang pagi hari. Hal itu seiring dengan menurunnya suhu udara saat pagi dibanding saat malam hari.
Suhu udara terendah, lanjut Aryadi, terpantau Senin pukul 04.53 WIB. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan termometer di kompleks Candi Arjuna, suhu udara tercatat mencapai minus 9 derajat celsius.
Baca berita selengkapnya: Pagi Ini Suhu Dieng Mencapai Minus 9 Derajat Celsius, Embun Es Muncul sejak Malam
Pencarian Fery Anto Eko Saputro (34), mantan striker Persis Solo yang hilang di Pantai Baru, Srandakan Bantul, masih berlangsung di wilayah pantai Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Memasuki hari ke-5 pencarian, tim SAR gabungan baru menemukan satu korban atas nama Fajrina Dwi Saputri (Freya), 7 tahun.
Bocah ini ditemukan di bibir Pantai Trisik, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Sabtu (22/6/2019) pagi lalu.
Sementara itu, petugas SAR menyayangkan beredarnya kabar bahwa Ferry telah ditemukan. Kabar tersebut beredar luas di media sosial.
Koordinator SRI Wilayah V Kulon Progo, Aris Widiatmoko, memastikan bahwa kabar itu tidak benar.
“Sudah kami cek (waktu itu) nihil,” katanya.
Baca berita selengkapnya: Beredar Kabar Jenazah Mantan Striker Persis Ditemukan, SRI Susuri Semua Pantai Kulon Progo
Kapolsek Bintuni Kota Iptu Herman mengatakan, tiga korban keracunan asap genset di Kompleks Pasar Sentral Kabupaten Teluk Bintuni, Jumat (21/6/2019) masih satu keluarga.
Menurut Kabid Humas AKBP Mathias Y Krey, ketiga korban ini ditemukan pertama kali oleh seorang tukang yang bekerja di rumah tersebut.
"Kecurigaan tukang ini, karena sejak pagi hingga siang rumah tersebut masih dalam tertutup rapat," kata Mathias, melalui pesan singkat, Sabtu (22/6/2019) siang.
Setelah sempat menjalani perawatan, dua korban bernama Musdalifa dan Andi Jalangkara akhirnya meninggal dunia.
"Jadi korban yang meninggal sudah dua orang, Musdalifa dan Andi Jalangkara Tri. Sedangkan Asri, yang statusnya sebagai Kepala Keluarga, kondisinya sudah membaik," kata Herman, saat dihubungi via telepon, Senin (24/6/2019) siang.
Baca berita selengkapnya: Korban Meninggal karena Keracunan Asap Genset di Bintuni Bertambah 1 Orang
Sumber: KOMPAS.com (Budy Setiawan, Dani Julius Zebua, Fadlan Mukhtar Zain, Rachmawati, Caroline Damanik)/Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.