Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pria Tewas Dililit Ular Peliharaannya | Kisah Patra, Mantri yang Meninggal dalam Kesendirian di Pedalaman Papua

Kompas.com - 25/06/2019, 06:48 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Saat itu, Patra dan seorang rekannya harus diterbangkan ke kampung itu dengan menggunakan helikopter. Patra ditugaskan selama tiga bulan di Kampung Oya.

Lokasi kampung yang terpencil, membuat kendaraan tidak bisa menjangkaunya. Butuh 3-4 hari berjalan kaki untuk sampai ke daerah tersebut.

Seharusnya, setelah tiga bulan akan ada petugas yang menggantikan Patra. Namun, hingga persedian makanan dan obat-obatan habis, helikopter yang menjemput Patra tak kunjung datang.

Pada 18 Juni, Patra pun meninggal dunia dalam kondisi sakit. Kematian mantri Patra itu pun segera menjadi sorotan sejumlah pihak.

"Patra adalah pahlawan bagi masyarakat di pedalaman Mairasi (nama suku di pedalaman Naikere). Sementara kami anak-anak negeri ini banyak yang jadi Yudas (murid yang mengkhianati Yesus)," kata Kepala Puskesmas Naikere, Tomas Waropen.

Baca berita selengkapnya: Kisah Mantri Patra, Meninggal dalam Kesendirian Saat Bertugas di Pedalaman Papua

3. Suhu Dieng mencapai minus 9 derajat celsius

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mengatakan, suhu udara yang rendah tersebut menyebabkan embun es muncul lebih awal sejak Minggu (23/6/2019) malam.

"Rekor baru, Minggu pukul 20.35 WIB sudah terbentuk embun es di lapangan sekitar Candi Arjuna Dieng," kata Aryadi, saat dihubungi Senin.

Aryadi mengatakan, embun es biasanya terbentuk menjelang pagi hari. Hal itu seiring dengan menurunnya suhu udara saat pagi dibanding saat malam hari.

Suhu udara terendah, lanjut Aryadi, terpantau Senin pukul 04.53 WIB. Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan termometer di kompleks Candi Arjuna, suhu udara tercatat mencapai minus 9 derajat celsius.

Baca berita selengkapnya: Pagi Ini Suhu Dieng Mencapai Minus 9 Derajat Celsius, Embun Es Muncul sejak Malam

4. Temukan putri Ferry Anto, Tim SAR sesalkan berita hoaks

Satu dari dua korban hilang di Pantai Baru, Bantul, DIY, ditemukan di Pantai Trisik, Kulon Progo. Jaraknya sekitar 10 kilometer dar tempat awal dia hilang. Korban yang ditemukan adalah anak-anak berkelamin perempuan.KOMPAS.com/DANI J Satu dari dua korban hilang di Pantai Baru, Bantul, DIY, ditemukan di Pantai Trisik, Kulon Progo. Jaraknya sekitar 10 kilometer dar tempat awal dia hilang. Korban yang ditemukan adalah anak-anak berkelamin perempuan.

Pencarian Fery Anto Eko Saputro (34), mantan striker Persis Solo yang hilang di Pantai Baru, Srandakan Bantul, masih berlangsung di wilayah pantai Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Memasuki hari ke-5 pencarian, tim SAR gabungan baru menemukan satu korban atas nama Fajrina Dwi Saputri (Freya), 7 tahun.

Bocah ini ditemukan di bibir Pantai Trisik, Kecamatan Galur, Kulon Progo, Sabtu (22/6/2019) pagi lalu.

Sementara itu, petugas SAR menyayangkan beredarnya kabar bahwa Ferry telah ditemukan. Kabar tersebut beredar luas di media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com