Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mamberamo Raya Papua Dihantam 30 Gempa Susulan

Kompas.com - 24/06/2019, 15:26 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Hingga Senin (24/6/2019) pukul 13.53 WIB, 30 kali gempa bumi susulan telah menghantam Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, setelah gempa pertama bermagnitudo 6,0 terjadi pukul 08.05 WIB.

Kepala BBMKG V Jayapura, Petrus Demonsili mengatakan, gempa susulan terbesar terjadi pada pukul 12.15 WIB dengan magnitudo 5,3.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Kabupaten Memberamo Raya ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sistem sesar yapen," ujar Petrus, melalui pesan singkat, Senin.

Baca juga: Gempa Berkekuatan 7,4 M di Laut Banda Dirasakan hingga Australia

Banyaknya gempa susulan yang terjadi bukan sebuah fenomena alam tertentu, namun lebih dikarenakan sesar yapen tergolong sangat aktif.

Menurut dia, kawasan Mamberamo merupakan kawasan sangat rawan gempa dan memiliki sejarah panjang gempa kuat dan merusak pada masa lalu.

"Di antara gempa tersebut memiliki guncangan hingga mencapai skala intensitas VII hingga VIII MMI seperti Gempa Mamberamo 1916 (M 8,1), 1926 (M 7,9), 1950 (M 7,2), 1963 (M 6,3), 1971 (M 8,1), 1981 (M 5,9), 1986 (M 6,7), 1987 (M 6,6), 1987 (M 6,8), dan 2015 (M 7,2)," ungkap Petrus.

Secara tektonik, sambungnya, zona gempa di Papua cukup aktif dan kompleks.

Baca juga: Pagi Ini Mamberamo Papua dan Laut Banda Diguncang Gempa Kuat

 

Penyebab utama (driving force) aktivitas gempa di wilayah Papua adalah tumbukan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan.

Dampak tumbukan itu menyebabkan pembentukan beberapa pegunungan lipatan dan jalur sesar naik di Papua, yang salah satunya Jalur Anjak Mamberamo yang sedang aktif saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com