Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malang yang Dingin hingga Fenomena Frost di Bromo dan Semeru

Kompas.com - 24/06/2019, 13:20 WIB
Andi Hartik,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Memasuki musim kemarau, suhu di Malang saat malam dan pagi hari lebih dingin dari biasanya.

Catatan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang pada Bulan Juni menyebutkan, suhu rata-rata berkisar 16 derajat celsius, bahkan suhu terendah sempat menyentuh 15,6 derajat celsius.

Sedangkan pada Bulan Januari hingga Februari atau saat musim hujan masih berlangsung, rata-rata suhu yang tercatat di Stasiun Klimatologi Karangploso 24,1 derajat celsius.

"Normalnya memang begini. Memang musim kemarau itu ditandai dengan kondisi suhu yang dingin malam hari, puncaknya pagi hari," kata Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang, Aminudin Al Roniri, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/6/2019).

Baca juga: Wisatawan Gunung Bromo dan Semeru Diminta Waspadai Fenomena Frost

Berbeda dengan di siang hari. Aminudin mengatakan, suhu di musim kemarau saat siang hari lebih terasa panas. Dalam laporan perkiraan cuaca di Stasiun Klimatologi Karangploso, suhu rata-rata pada siang hari mencapai 30 derajat celsius.

"Kalau siang lebih panas menyengat,"  imbuhnya.

Kembali ke 20 tahun lalu

Melihat dinginnya suhu di awal kemarau, BMKG memprediksi iklim di Malang kembali seperti 20 tahun lalu.

Aminudin mengatakan, Stasiun Klimatologi Karangploso sempat mencatat suhu terendah 14 derajat celsius sekitar 20 tahun lalu. Setelah itu, suhu sedingin itu belum pernah ditemui kembali.

Sementara itu, di permulaan musim kemarau ini Stasiun Klimatologi Karangploso mencatat suhu terendah 15,6 derajat celsius. Padahal, suhu yang lebih dingin lagi diprediksi akan dijumpai pada Bulan Agustus nanti sebagai puncak musim kemarau.

"Tahun ini bisa sampai 15 (derajat celsius) luar biasa kan. Boleh dikatakan iklim di Karangploso sudah mulai kembali ke 20 tahun yang lalu. Mengarah pada hal yang positif," katanya.

Menurut Aminudin, suhu di Malang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitarnya.

Fenome frost di Bromo dan Semeru

Akibat suhu yang dingin, terjadi fenomena frost atau embun yang membeku seperti es di kawasan Gunung Bromo dan Semeru.

Pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mendeteksi fenomena frost di tiga titik.

Yakni di Cemorolawang Lautan Pasir Gunung Bromo, Bukit Penanjakan dan Ranupani di lereng Gunung Semeru.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat mengatakan, frost pertama kali muncul di Ranupani pada 16 Juni lalu. Suhu di kawasan itu mencapai 2 hingga 8 derajat celsius.

"Munculnya fenomena frozen atau embun upas yang pertama kali dideteksi muncul tanggal 16 Juni 2019 dengn suhu rata-rata di Ranupani 2-8 derajat celsius," katanya.

Baca juga: Suhu Ekstrem Sebabkan Fenomena Frost Atau Embun Beku di Gunung Bromo dan Semeru

Sementara di Cemoro Lawang dan Lautan Pasir terdeteksi pada 17 Juni. Suhu di kawasan itu berkisar pada 10 hingga 12 derajat celsius pada siang hari.

Sedangkan frost di kawasan Penanjakan terdeteksi pada 18 Juni. Suhu di kawasan Penanjakan mencapai 5 hingga 10 derajat celsius. Jika malam hari, suhu di puncak bukit yang biasanya dijadikan tempat melihat matahari terbit itu menyentuh 0 derajat celsius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com