"Makanya, saya mencari makanan khas yang biasa dibawa ke mana-mana. Artinya, tidak hanya makan di tempat. Mereka juga bisa membawa ke negara mereka dan mereka akan tahu itu dari Manado," tuturnya.
Baca juga: Risma Buat SK Khusus Beasiswa agar Anak Warga Eks Lokalisasi Bisa Berpendidikan Tinggi
Produk yang ia hasilnya sudah dibeli oleh turis-turis, di antaranya China. Namun, yang paling banyak membeli orang Manado yang tinggal di luar daerah.
Anak seorang petani dan guru sekolah dasar ini mengaku produk yang ia hasilnya hanya dibuat sendiri.
"Saya yang bikin, belanja, produksi, distribusi hingga promosi. Dulu hanya orang order baru dibuat, tapi sekarang sudah bisa stok. Jadi kalau ada pesanan saya langsung kirim. Saya juga promosi lewat Facebook, Instagram, dan meminta testimoni lewat online shop (olshop)," paparnya.
Soal pendapatan, kata Windy, bisa mencapai Rp 5 juta per bulan. Olahan rica roa dan abon cakalang ia jual per botol plastik ukuran 200 gram dan 150 gram.
Harganya juga ramah kantong, yakni rica roa Rp 35.000 per botol dan abon cakalang Rp 30.000 per botol.
Baca juga: Meracik Hobi Jadi Rezeki, Kisah Sukses Yussy Berbisnis Pie Pisang Khas Lampung
Selain pengusaha, Windy juga bekerja sebagai staf administrasi di Universitas Katolik De La Salle Manado. Bekerja di Unika De La Salle rupanya membawa keberuntungan lain baginya.
Saat ada kegiatan di kampus dan mengundang tamu-tamu dari luar, pihak universitas sering memesan produk kuliner ciri khas Manado kepada Windy.
Setelah studi di Amerika Serikat nanti, Windy sudah memiliki harapan dan cita-cita ke depan.
"Saya akan lebih fokus ke usaha saya. Saya akan distribusi ke supermarket, memiliki toko khas oleh-oleh sendiri. Kalau sudah bisa merekrut karyawan, saya akan lanjut studi. Ingin mau balik AS atau studi di Australia. Saya akan coba beasiswa-beasiswa lain," kata dia.
Dengan keberhasilannya ini, ia berharap anak-anak muda di Manado jangan mudah menyerah.
"Jangan takut gagal. Karena saya sudah pernah gagal. Kalau gagal harus coba lagi, tetap berusaha dan yang paling penting berdoa minta pertolongan Tuhan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.