Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora, Resmi Jadi Cagar Biosfer Dunia

Kompas.com - 21/06/2019, 08:44 WIB
Karnia Septia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MATARAM, KOMPAS.com - Kawasan Teluk Saleh, Pulau Moyo dan Tambora (Samota), resmi dideklarasikan sebagai cagar biosfer dunia.

Dalam deklarasi ini, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah tampil mewakili Indonesia dalam acara The 31st session of the Man and the Biosphere (MAB) Programme International Coordinating Council di Prancis, Rabu (19/6/2019).

"Pengakuan cagar biosfer memiliki makna penting sebagai cara pengelolaan kawasan untuk kepentingan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan konservasi. Sekaligus, didukung oleh kajian ilmiah," terang Wagub Rohmi, seperti dikutip dalam siaran pers, Kamis (20/6/2019).

Menurut Wagub Rohmi, pengesahan Samota sebagai cagar budaya dunia merupakan pengakuan dari komunitas internasional atas kerja keras dari masyarakat NTB dan pemerintah Indonesia.

Baca juga: Kunjungi NTB, Presiden Jokowi Tinjau KEK Mandalika

Wagub Rohmi mengatakan, pemprov dan masyarakat NTB telah siap dan bersedia untuk mengambil langkah nyata demi mengimplementasikan konsep cagar biosfer ini.

“Dan untuk mengalokasikan 30 persen dari kawasan NTB untuk menjadi area konservasi (kawasan hijau), termasuk Taman Nasional Gunung Tambora, Taman Wisata Alam Laut Pulau Moyo, Kawasan Perburuan Pulau Moyo, Taman Wisata Laut Pulau Satonda, Kawasan Perairan Liang dan Pulau Ngali dan area konservasi lainnya di bawah program pengelolaan terpadu,” terang Rohmi.

Wagub Rohmi juga menggunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan Samota yang terletak di Sumbawa, Provinsi NTB, yang merupakan bagian dari sunda kecil.

Kawasan ini mencakup dataran rendah hingga ke perbukitan dan gunung-gunung yang ketinggiannya bervariasi dari 0 hingga lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut.

“Gunung Tambora memiliki ekosistem vulkanik dan erupsinya telah mengguncang dunia di tahun 1815. Kawasan ini adalah rumah bagi berbagai macam flora dan fauna. Kawasan ini juga memiliki komunitas lokal dengan budaya yang cukup mengesankan,” kata Wagub Rohmi.

Menurutnya, cagar biosfer bermanfaat untuk sejumlah kebutuhan di antaranya, masyarakat di sekitarnya bisa menggerakkan aktivitas jasa ekosistem, kegiatan produksi dan kelestarian budaya.

Selain itu, juga memiliki manfaat sebagai kawasan konservasi yang akan mendukung kelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistem.

Baca juga: Jokowi Serahkan Sengketa Lahan Moto GP Mandalika ke Gubernur NTB

Cagar biosfer juga akan bermanfaat sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya sebagai laboratorium alam.

Selain Samota, satu cagar biosfer lainnya di Indonesia juga dideklarasikan, yaitu Togean, di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulteng.

Dideklarasikan pula cagar biosfer baru di Austria, Po Grande dan Julian Alps di Italia, Gangwon Eco-Peace dan Yeoncheon di Korea Selatan, Lake Elton di Russia, Alto Turia dan La Siberia and Valle del Cabriel di Spanyol, Lubombo di Eswatini, Nordhordaland di Norwegia dan Roztocze di Polandia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com